PROFIL 4 KIAI GONDRONG: Gus Maksum dan Gus Muwafiq Sakti, Gus Miftah dan Gus Ali Dakwah di Diskotik

- 30 Agustus 2022, 13:42 WIB
Gus Muwafiq. PROFIL 4 KIAI GONDRONG: Gus Maksum dan Gus Muwafiq Sakti, Gus Miftah dan Gus Ali Dakwah di Diskotik
Gus Muwafiq. PROFIL 4 KIAI GONDRONG: Gus Maksum dan Gus Muwafiq Sakti, Gus Miftah dan Gus Ali Dakwah di Diskotik /SS YouTube Basabasi TV

PORTAL MAJALENGKA - Banyak kiai dari kalangan NU yang berpenampilan tidak biasa seperti memilki rambut gondrong.

Para kiai yang memilki rambut gondrong tersebut punya jamaah tersendiri dan kegiatan yang tidak biasa.

Beberapa kiai berambut gondrong dikenal memiliki kesaktian mandraguna di tengah masyarakat.

Baca Juga: GURU GUS MIFTAH, Kisah Habib Luthfi bin Yahya Duduk di Kursi Kosong Samping Rasulullah

Beberapa lagi, kiai berambut gondrong memilih dakwah di tempat yang tidak biasa seperti di diskotik dan spa.

Dirangkum Portal Majalengka dari berbagai sumber, berikut adalah 4 sosok kiai yang memiliki rambut gondrong:

1. Gus Maksum

KH Maksum Jauhari atau sering dikenal dengan Gus Maksum Jauhari Lirboyo adalah salah satu pendiri Pencak Silat Pagar Nusa.

Baca Juga: Awal Mula Gus Miftah Dakwah di Diskotik, Sering Tahajud di Mushola Kawasan Prostitusi

Kesaktian Gus Maksum sudah tidak diragukan lagi. Bahkan mulai dari kecil Gus Maksum sudah mulai terlihat kelebihannya.

Kesaksian para jamaah, muhibbin, santri dan masyarakat luas akan kesaktian Gus Maksum juga sudah sering disampaikan dari mulut ke mulut.

Salah satunya kesaktian Gus Maksum saat saat membubarkan tawuran penonton konser Iwan Fals di Jakarta.

Baca Juga: Profil Gus Miftah Keturunan ke 9 Kiai Ageng Hasan Basari, Bukan Orang Sembarangan

Pengunjung pun tumpah ruah bagaikan lautan manusia. Dan terjadi tawuran yang mengerikan.

Gus Maksum meleraikan dengan maju ke depan dan rambutnya yang panjang tiba-tiba berdiri semua.

Gus Maksum hanya mengibaskan tangan, orang satu lapangan bubar. Seperti melempar ayam, satu lapangan langsung bubar semua.


2. Gus Muwafiq

KH Ahmad Muwafiq atau yang kerap dipanggil dengan sapaan Gus Muwafiq lahir pada 2 Maret 1974 di pedalaman daerah Lamongan.

Saat ini Gus Muwafiq menetap di Yogyakarta, dan mengasuh salah satu pondok pesantren di daerah Sleman, Yogyakarta.

Meskipun jadwal pengajian yang harus dihadiri sangat padat, Gus Muwafiq tetap berusaha mengasuh santri-santrinya dalam konteks kehidupan pesantren.

Gus Muwafiq yang merupakan asisten pribadi Gus Dur saat jadi presiden dikenal memiliki banyak karomah.

Salah satunya dapat mengangkat mobil panser TNI saat peristiwa penurunan Gus Dur di istana. Kejadian tersebut disaksikan banyak orang.

3. Gus Miftah

Gus Miftah adalah ulama muda NU yang memilih dakwah di tempat hiburan malam seperti diskotik.

Gus Miftah kuliah dengan mengambil jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga. 

Gus Miftah dikenal sebagai pendakwah dan ulama muda yang banyak menangani kaum marginal. 

Perjalanan dakwah Gus Muftah dimulai sejak tahun 2000 ketika ia masih berusia 21 tahun. 

Gus Miftah memulai kegiatan berdakwah karena sering salat tahajud di sebuah musala di daerah Pasar Kembang (sarkem).

Dari situ kemudian Gus Miftah berlanjut ke kawasan seperti klub malam, diskotik dan salon.

Pada tahun 2011 Gus Miftah kemudian mendirikan Pondok Pesantren Ora Aji yang memiliki arti tak memiliki harga diri atau tak berarti.

Makna filosofis dari pemilihan nama ini adalah bahwa tidak ada seorangpun yang berarti di mata Allah selain ketakwaannya. 

Menariknya para santri yang diasuh di pondok pesantren ini adalah seorang mantan napi, mantan pegawai salon plus-plus hingga mantan pegawai tempat hiburan malam.

4. Gus Ali

KH Mohammad Ali Shodiqin atau sering dipanggil Gus Ali Gondrong ia adalah seorang pendiri Mafia Sholawat yang memiliki jutaan jamaah seantero Indonesia.

Gus Ali lahir di Grobogan pada Sabtu malam 22 September 1973 pada Jumat malam.

Gus Ali adalah anak kelima dari 7 bersaudara dari pasangan H. Abdul Rozaq dan ayah Hj. Zulia sangat peduli dengan pendidikan agama.

Pendidikan terakhir di IAIN Walisongo pada 1997, lalu berdakwah melalui majelis Mafia Sholawat.

Dia mencari para calon santri dan berdakwah di tempat hiburan malam seperti diskotik, kafe, sampai sarang lokasi preman.

Baginya, semua dirangkul tidak memandang jabatan dan baik-buruk perilakunya, semua pihak diajaknya untuk menuju jalan kebaikan.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah