“Iya, Gus” jawab pengemis itu.
Seketika itu juga, pengemis pergi berlalu. Gus Miek kemudian berkata kepada Miftah.
“Tah, orang itu adalah orang yang terbalik.”
Miftah bingung, kok terbalik, apa yang dimaksudkan Gus Miek. Itu dalam hatinya.
“Terbalik bagaimana, Gus?” Miftah bertanya.
“Maksudnya, kelak di akhiratnya dia tidak seperti itu. Dia kalau tidur seenaknya sendiri, di emperan toko juga sudah biasa.
Kyai Mahrus Ali (Lirboyo-Kediri) mencari orang itu dalam dua tahun tidak ketemu, kalau aku sering sekali bertemu dengan dia.”
“Kok menunjukkan warung murah, Gus?”
“Ya, itu tadi mencemooh aku. Maksudnya, aku dilarang takabur. Tapi, aku kan masih muda, ya tidak bisa kalau tidak takabur. Sedangkan dia sudah tua, ya pasti bisa untuk tidak takabur.”
Menurut Gus Miek jangan sekali-kali su'udzon atau buruk sangka dengan siapa saja.