Network
PORTAL MAJALENGKA - Gus Muwafiq luapkan kekesalannya pada pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet.
Pasalnya, menurut Gus Muwafiq ini keterlaluan, karena pencipta lagunya pasti tidak tahu akan sejarah bangsa dan agama di Nusantara ini.
Nama Joko Tingkir bagi Gus Muwafiq merupakan nama yang keramat, para alim ulama dan para wali yang ada di tanah Jawa tidak lepas dari hasil didikan tokoh Jok Tingkir ini.
Baca Juga: GUS MUWAFIQ Unjuk Kesaktian di Korea, Warga Hanya Gelengkan Kepala: Ini Jin Apa Manusia
Dalam bulan bulan ini lagu ‘Joko Tingkir’ top hits dan sedang naik daun di jagat maya, terutama di platform berbagi video Youtube.
Konon lagu ini pertama kali dibawakan oleh Cak Percil salah satu pelawak asal Jawa Timur, dan menjadikan lagu ini viral.
Kemudian para penyanyi dangdut lainnya pun mulai menyanyikan lagu ini dengan gayanya masing-masing.
Hal ini membuat Gus Muwafiq tergerak untuk mengingatkan dan memberikan nasihat kepada penyanyi lagu tersebut.
Sebagai seorang ulama yang sangat hapal sejarah, Gus Muwafiq sangat menyayangkan dengan lagu yang satu ini.
Gus Muwafiq yang sering menyampaikan tentang sejarah dan kisah para ulama Nusantara dan masa kejayaan peradaban waktu itu.
Baca Juga: Tirakat untuk Berjumpa Rosulullah SAW, Habib Sholeh Tanggul Lakukan ini Selama 3 Tahun
Dalam salah satu ceramahnya terbarunya yang diunggah pada kanal YouTubr Gus Muwafiq Channel, Gus Muwafiq tumpahkan kekesalannya.
Gus Muwafiq mengaku kalau beliau sangat jengkel karena adanya lagu ‘Joko Tingkir ngombe dawet’.
Ulama asal Yogyakarta ini menjelaskan bahwa ‘Joko Tingkir’ bukanlah orang sembarang beliau adalah ulama besar, yang menurunkan ulama-ulama di Jawa.
Sebelumnya Gus Muwafiq menjelaskan tentang pentingnya berilmu dengan sanad, sanad inilah yang menjadikan ilmu itu bisa diakui, juga menjadi ilmu yang legal.
Gus Muwafiq menjelaskan, “…Kiai Hasyim Asyari belajar dari Kiai Kholil Bangkalan, juga Kiai Soleh Darat, termasuk Mbah Asy'ari ayahnya sendiri.
Mbah Asy’ari belajarnya dari Mbah Khoiron atau Mbah Gareng Ngroto Purwodadi, Mbah Gareng belajar di Mbah Abdul Wahid Salatiga.
Mbah Abdul Wahid belajarnya di mbah Abdul Khalim Boyolali, Mbah Abdul Khalim belajarnya di Mbah Sufyan Tuban, Mbah Sufyan Tuban belajar di Mbah Jabbar Nglirip, Mbah Jabbar Ngelirip belajar di Mbah Abdurrahman Lasem.
Mbah Abdurrahman Lasem belajar ke Mbah Benowo Mbah Benowo Mondok di Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir yang menurunkan ulama ulama Jawa," tutur Gus Muwafiq.
“Kulo jengkel ono bocah nyanyi Joko Tingkir ngombe dawet iki sopo to sing ngarang ngawur ae col goleki nda dituturi seng ngarang iku iki duduk jengen sembarangan
(Saya jengkel ada anak nyanyu Joko Tingkir minum Dawet, Ini siapa lagi yang ngarang, itu nama bukan nama sembarangan.” terang Gus Muwafiq.
“Jadi Joko Tingkir iku Sultan Hadiwijaya menantu Sultan Trenggono muridnya Sunan Kalijaga ulama besar," tutur Gus Muwafiq lagi.
"kok iso ngerti-ngerti ono bocah nyanyi (Kok bisa tahu tahu ada anak nyanyi) Joko Tingkir ngombe dawet ojo dipikir marai mumet, iki sopo to iki (ini siapa ini)" ucap Gus Muwafiq.
"Iki kurang gawean (ini kurang kerjaan) iki gek lagu sing digawe lagu (ini bikin lagu yang dibikin lagu) sholatuwo salamuwo ala toha rasulillah, sholatuwo salamuwo ala yasin habibilah, kapan kapan sopo sing ngarang sampeyan parani dielingno,” Tegur Gus Muwafiq dengan nada bercanda.
“Ojo kang ngawur wae (Jangan ngawur saja) Joko Tingkir itu ulama, ojo ngono ngarang wae dipikir joko tingkir itu luar biasa, buktine sampe saiki ora ono bocah jenenge joko tingkir,” ungkap Gus Muwafiq.
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Gus Muwafiq kemudian melanjutkan ceramahnya dengan mengungkapkan tentang sanad keilmuan dalam Islam.
Itulah Gus Muwafiq seorang ulama yang ahli sejarah tidak mau ulama ulama keramat Nusantara dibuat main main oleh orang orang yang tidak mengerti akan sejarah bangsa.***
