"Awakmu ora usah ngelek-ngelek wong sing sekolah umum, awakmu ngaji wae sing tenan.
(kamu tidak usah menjelek-jelekkan orang yang sekolah 'Formal', kamu sebagai santri ngaji saja yang sungguh-sungguh)" ucap orang tua itu pada Mbah Moen Muda.
Orang tua itu pun kembali melanjutkan ucapannya,
Baca Juga: Perjumpaan Mbah Kholil Bangkalan dengan Rasulullah SAW dan Perintah Temui Sosok Guru Para Wali
“Cung.... Sekarang kamu mempelajari ilmu agama melalui kitab-kitab yang berbahasa Arab.
Nantinya kamu akan menemui suatu zaman, pada zaman itu ilmu agama dipelajari menggunakan buku-buku terjemahan.
Kamu tidak boleh anti terhadap dengan hal itu. Akan tetapi kamu harus memegang dengan sungguh-sungguh mengaji kitab-kitab bahasa Arab.” ucap orang tua itu kepada Mbah Moen Muda.
Baca Juga: Tidak Main-main, Mbah Kholil Bangkalan Uji Kesabaran 3 Santrinya yang Kelak Jadi Ulama Besar
Setelah berpesan, orang tua itu kemudian berdo'a sangat lama dan diamini oleh Mbah Moen Muda. Setelah berdoa orang itu kemudian menghilang. Orang itu adalah Nabi Khidir AS.
Setelah pertemuan Mbah Moen muda dengan Nabi Khidir itu, Mbah Moen muda terlihat sebagai santri muda yang sangat Alim.