Hasil Didikan Para Wali dan Sunan Ampel Menjadikan Sunan Kalijaga Sebagai Wali Nyentrik

- 16 Juli 2022, 16:13 WIB
Hasil Didikan Para Wali dan Sunan Ampel Menjadikan Sunan Kalijaga Sebagai Wali Nyentrik
Hasil Didikan Para Wali dan Sunan Ampel Menjadikan Sunan Kalijaga Sebagai Wali Nyentrik /instagram.com/@pencinta_awliya

Pendapat ketiga menyatakan bahwa Raden Said barasal dari keturunan Jawa asli. Pendapat ini konon bersumber dari keturunan Sunan Kalijaga sendiri  yang mengaitkan nenek-moyang Raden Said dengan Raden Wijaya, Raja pertama dari Kerajaan Majapahit.

Dari ketiga pendapat di atas, tampaknya pendapat yang pertama lebih dapat dipegangi daripada dua pendapat lainnya.

Baca Juga: Wali Sakti Syekh Muhammad Sholeh di Gunung Santri, Utusan Sunan Gunung Jati

Hal ini berdasarkan beberapa alasan berikut. Pertama, para wali pada umumnya atau bahkan kesemuanya berasal dari wilayah Timur Tengah dan Persia, yang menyebar-luaskan  agama Islam di Pulau Jawa dan Nusantara.

Kedua, hubungan asal-usul dari Timur Tengah dan Persia ini lebih dikuatkan lagi dengan sistem kekerabatan di antara Walisanga melalui jalur  pernikahan di lingkungan mereka dan keluarganya.

Ketiga, nama Said atau Sahid sebagai nama asli Sunan Kalijaga, dan nama-nama walisongo yang lainnya, berasal dari bahasa Arab juga menunjukkan asal-usulnya dari Timur Tengah, meskipun setelah di Jawa namanya sering dikaitken dengan
lokalitasnya.

Namun, Sunan Kalijaga menjadi satu-satunya Wali yang memiliki penampilan mirip dengan masyarakat lokal bahkan ia disebut sebagai Kejawen oleh sebagian masyarakat.

Begitu cintanya kepada kearifan lokal, ia mendakwahkan Islam melalui budaya, seni dan adat istiadat yang ada di desa.

Jika dihitung berdasarkan eksistensi kerajaan-kerajaan abad pertengahan di Pulau Jawa, masa hidup Sunan Kalijaga mengalami empat masa kerajaan di Pulau Jawa; akhir Kerajaan Majapahit, Kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Pajang, dan (awal) Kerajaan Mataram Islam.

Masa hidupnya yang panjang  tersebut dapat dibagi dalam beberapa tahapan masa berikut;  masa kecil dan masa remaja, masa dewasa (mencari ilmu), masa menyiarkan agama Islam dan berdakwah, dan masa  akhir hayatnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah