Dalam dakwah yang dijalankan, Sunan Gunung Jati menjadi anggota dari Walisongo yang tersebar di Pulau Jawa.
Selain sebagai wali, Sunan Gunung Jati juga menjadi Sultan di Keraton Pakungwati sebagai penerus Uwanya Pangeran Cakrabuana.
Baca Juga: Kewalian Gus Dur, Prosesnya Sejak Kecil Belajar dan Hormat Terhadap Orang Tua dan Guru (1)
Sementara itu, seperti kabar yang beredar, pada masa kelahiran Dewi Rara Santang, sabda Prabu Siliwangi disertai petir menggelegar, gemuruh, guntur dan badai.
“Kelak putri keduaku ini, akan menjadi Ibunda dari berbagai Raja-raja besar di Nusantara. Dengan itu aku beri nama dia Rara Santang” Sabda Prabu Siliwangi.
Setelah Sang Ibunda Nyai Subang Larang wafat, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana bersama kakaknya Pangeran Walangsungsang.
Selama dalam pengembaraan Pangeran Walangsungsang menutupi identitasnya dengan mengganti nama Cakrabuana.
Pangeran Cakrabuana mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya untuk belajar agama Islam.
Bersama Pangeran Cakrabuana, Dewi Rara Santang menjalankan ibadah haji pada sekitar tahun 1443 Hijriah.
Sepulang dari haji, Dewi Rara Santang dinikahi oleh penguasa Mesir dan Palestina bernama Sultan Bani Israil atau Sultan Mahmud atau Sultan Hud.