Setelah datang dan meminta maaf, keunikan pun kembali terjadi. Mesin yang semula mati, dengan izin Allah tiba-tiba dapat dihidupkan lagi seperti sediakala. Alhasil, akhirnya pabrik pun dapat kembali beroperasi seperti biasanya.
Setelah kejadian itu, pihak Belanda pun membiarkan para santri mengambil tebu gratis. Hal itu terjadi sampai pabrik resmi diambil alih oleh pihak Jepang yang kemudian dinasionalisasi oleh Ir Soekarno.***