Kisah Para Wali, Mbah Kholil Berguru kepada Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari Santrinya Sendiri

- 1 Juli 2022, 05:00 WIB
Kisah Para Wali, Mbah Kholil Berguru kepada Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari Santrinya Sendiri
Kisah Para Wali, Mbah Kholil Berguru kepada Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari Santrinya Sendiri /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari atau biasa disapa Mbah Hasyim adalah salah seorang pahlawan nasional yang merupakan pendiri dari Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam yang terbesar di Indonesia.

Di kalangan Nahdliyyin dan ulama pesantren, KH Hasyim Asy'ari dijuluki dengan sebutan Hadratusyaikh yang berarti maha guru.

Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya Kyai Utsman yang juga merupakan pemimpin Pesantren Gedang di Jombang Jawa Timur.

Baca Juga: NGERI! Kambing Mbah Sholeh Darat Memakan Harimau Besar: Kisah Keramat Wali Allah

Sejak usia 15 tahun KH Hasyim Asy'ari berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren. Antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Siwalan di Sidoarjo, dan Pesantren Kademangan di Bangkalan yang diasuh oleh Syaikhona Kholil.

Namun, ada cerita menarik antara Syakhona Kholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari, yang keduanya merupakan guru dan murid.

Pada suatu hari, Syaikhona Kholil Bangkalan ingin berguru kepada KH Hasyim Asy'ari yang telah kembali dari Mekkah untuk mengajar di Bumi Pertiwi.

Baca Juga: Kisah Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Ditolak Nyantri di Pesantren Mbah Kholil Bangkalan

Akhirnya Mbah Kholil pun pergi ke Jombang tempat KH Hasyim Asy'ari mengajar. Nyantrinya Syaikhona Kholil Bangkalan ke Tebuireng tidak diketahui oleh KH Hasyim Asy'ari.

Sebuah riwayat mengungkapkan bahwa ketika mengajar ngaji Kitab Hadis KH Hasyim Asy'ari belakangan baru tahu bahwa di tengah barisan santrinya terdapat gurunya yang tak lain Syaikhona Kholil Bangkalan yang sedang ikut mengaji.

Kepakarannya KH Hasyim Asy'ari di bidang hadits diakui oleh gurunya itu. Bahkan Syailhona Kholil Bangkalan tidak segan-segan berguru tentang ilmu hadits kepada KH Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Perempat Final Malaysia Open 2022: Ganda Putra dan Ganda Putri Indonesia Sama-sama Sisakan Dua Pasangan

Setelah pengajian kitab Hadits tersebut selesai, seluruh santri beranjak begitu juga dengan Syaikhona Kholil Bangkalan.

Pemandangan bersahaja dan tawadhu terlihat yakni ketika Syaikhona Kholil Bangkalan hendak meraih sendalnya, namun KH Hasyim Asy'ari berhasil mendahuluinya untuk meraih sandal gurunya itu.

Kemudian ia memakaikannya pada kedua telapak kaki Syaikhona Kholil Bangkalan dengan penuh rasa hormat.

Baca Juga: Indonesia Punya 3 Provinsi Baru, Nih Daerahnya

Mendatangi mantan muridnya ke Tebuireng Jombang, tentu saja kunjungan ini mengejutkan KH Hasyim Asy'ari.

Karena dalam tradisi pesantren tidak ada istilah mantan santri. Sampai akhir hayat Syaikhona Kholil adalah guru bagi KH Hasyim Asy'ari.

Untuk itulah segala hal dipersiapkan di Pondok Pesantren Tebuireng untuk menyambut tamu istimewa Ini.

Baca Juga: Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa Kalah, Indonesia Tanpa Ganda Campuran di Perempat Final Malaysia Open 2022

Namun kedatangam Syaikhona Kholil tidak sekedar berkunjung. Melainkan ingin belajar kepada muridnya tersebut KH Hasyim Asy'ari yang memang sudah dikenal reputasinya sebagai ahli hadits. Tidak hanya di Nusantara melainkan juga di Asia.

Begitu Syaikhona Kholil Bangkalan datang ke Tebuireng beberapa santri segera diperintahkan KH Hasyim Asy'ari untuk mempersiapkan kamar khusus. Untuk Syaikhon Kholil Bangkalan guna beristirahat.

Setelah semua persiapan beres, KH Hasyim Asy'ari dengan takzim segera mendekat kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.

Baca Juga: KEJUTAN! Shesar Hiren Singkirkan Andalan Tuan Rumah, Ginting Jojo Melaju ke Perempat Final Malaysia Open 2022

"Kyai mohon istirahatnya di kamar yang sudah dipersiapkan tidak perlu tidur seperti santri-santri yang lain. Cuciannya juga nanti biar dicucikan tidak perlu mencuci sendiri," kata KH Hasyim Asy'ari kepada Mbah Kholil Bangkalan.

Dengan tersenyum Syaikhona Kholil Bangkalan menjawab:

"Hasyim di sini saya datang sebagai santri sebagaimana santri yang lain. Jadi janganlah kamu istimewakan dan pisahkan dengan santri-santri yang lain. Di pesantren Bangkalan benar memang aku ini Kyai kamu, kamu santriku. Namun di sini sebaliknya kamu sekarang adalah Kyaiku dan aku ini adalah santrimu," jawab Syaikhona Kholil Bangkalan.

Baca Juga: Update Piala AFC 2022: PSM ke Semifinal, Bali United Tertinggal

KH. Hasyim Asy'ari kebingungan membayangkan Syaikhona Kholil Bangkalan yang merupakan gurunya sendiri akan tidur bersama para santrinya.

Tentu saja KH Hasyim Asy'ari tidak tega meskipun kyainya itu sudah mengeluarkan perintah jangan menganggapnya sebagai guru di pesantren Tebuireng. Tapi bagi kyai Hasyim mau di mana pun Syaikhona Kholil adalah kyainya tidak peduli tempat atau tidak perduli status.

Pada saat keduanya bertemu kali ini setelah berpikir keras akhirnya KH Hasyim Asy'ari pun mendapatkan ide.

Baca Juga: Hasil Grup G Piala AFC 2022: Kalahkan Kaya FC, Bali United Sukses Tambah Koefisien Indonesia

Ia mendatangi kembali kamar gurunya Syaikhona Kholil Bangkalan. Lalu kali ini Kyai Hasyim mengeluarkan suara sedikit tegas dan keras.

"Apakah benar saya dianggap kyai sebagai seorang guru," tanya Kyai Hasyim

Syaikhona Kholil awalnya pun bingung.

"Iya memang benar kamu adalah guru saya," balas Kyai Kholil.

Baca Juga: MENDEBARKAN, Abu Nawas sang Wali Sufi Ditantang Lomba Memanah oleh Raja Harun Al Rasyid

"Kalau gitu saya perintahkan Kyai Kholil untuk meninggalkan kamar ini dan segera pindah ke kamar yang sudah dipersiapkan. Berikut juga dengan makanan Kyai Kholil akan diantar ke kamar. Jadi Kyai Kholil tidak perlu ikut antre bersama santri-santri yang lain. Cucian pun juga akan dicucikan tidak perlu antre ke kamar mandi, ini bukan permintaan seorang santri kepada kyainya, tetapi perintah seorang kyai kepada santrinya," begitu kata Kyai Hasyim kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.

Mendengar hal itu, Syaikhona Kholil Bangkalan pun terkejut. Lalu beliau pun berdiri dan menuruti perintah gurunya itu yang tak lain muridnya.

Demikian kisah para wali, Syaikhona Kholil Bangkalan yang berguru kepada santrinya yaitu Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari. Waalahua'lam bishowab.

Baca Juga: 7 Karomah Gus Dur yang Dirahasiakan Sendiri Olehnya Sampai Ia Wafat

Semoga sikap keteladanan dan ketawadhuan antara guru dan murid yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Paw Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah