Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku!
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
"Tentang cinta dan hidupmu pagi hari"
Baca Juga: Kemerdekaan RI dan Tahun Baru Hijriyah; Milestone Kebangkitan Islam Keindonesiaan
ANAK-ANAK INDONESIA
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda
Kehilangan ladang di kampung mereka
Anak-anak Indonesia merangkak
Di lorong-lorong gelap kota
Menggelepar dalam gubuk-gubuk tanpa jendela
Anak-anak Indonesia, akan digiring ke manakah mereka
Bagai berjuta bebek mereka bersuara
Menyanyi lagu tanpa syair dan nada
Sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia
Berderet di tepi-tepi jalan raya, menggapai-gapaikan
Tangan mereka ke gedung-gedung berkaca
Yang selalu tertutup pintu-pintunya
Dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
Tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
Terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan
dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia
tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel,
dan biro-biro ekspor tenaga kerja
Anak-anak Indoesia, akan dibawa ke manakah
Ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
yang bisa menolong nasib mereka?
***