Gila! Abu Nawas Sanggupi Permintaan Raja Membangun Istana di Awang-awang

26 November 2022, 16:00 WIB
Informasi mengenai Cerita Abu Nawas Membangun Istana di awang-awang, Raja Dibuat Geleng-geleng Kepala. /

PORTAL MAJALENGKA - Suatu hari Raja Harun Ar Rasyid berkunjung menemui Abu Nawas di rumahnya. Akan tetapi Abu Nawas masih belum kembali dari pengembaraan sucinya bersama Pendeta dan Yogis.

Padahal saat ini Raja Harun Ar Rasyid sangat membutuhkan bantuan Abu Nawas. Belakangan ini Raja merencanakan membangun istana di awang-awang, karena dia ingin memiliki bangunan istana yang hebat seperti istana sahabat-sahabatnya.

Raja Harun Ar Rasyid tidak mau menunggu lebih lama lagi, dia pun mengutus beberapa pengawal untuk mencari Abu Nawas. Akan tetapi mereka tidak menemukan Abu Nawas, karena sewaktu mereka berangkat Abu Nawas baru saja tiba di rumahnya.

Baca Juga: Hebatnya Abu Nawas Mampu Menjawab Teka-Teki Sulit dari Baginda Raja Harun Al Rasyid

Abu Nawas langsung menghadap Raja yang terlihat sangat bahagia. Mereka pun saling bertukar cerita dan bercanda. Kemudian Raja mengutarakan keinginannya.

"Abu Nawas, aku sangat ingin membangun istana di awang-awang supaya aku lebih terkenal dari yang lainnya. Adakah kemungkinan keinginanku dapat terwujud Abu Nawas?" tanya Raja.

"Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di dunia ini Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas.

"Kalau hal ini menurutmu bisa dilakukan, maka aku serahkan sepenuhnya tugas ini kepadamu" kata Raja merasa puas.

Abu Nawas terkejut. Dia pun menyesali perkataannya mengenai kemungkinan membangun istana di awang-awang. Akan tetapi hal itu sudah terlanjur. Apa yang sudah terdengar oleh Raja tidak mungkin bisa ditarik lagi.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Bohongi Malaikat Munkar Nakir dengan Kain Kafan Usang

Raja pun memberi Abu Nawas beberapa minggu. Rasanya tidak ada yang lebih berat daripada tugas yang diembannya sekarang. Jangankan membangun istana, membangun gubuk kecil saja itu rasanya tidak mungkin. Hanya Tuhan yang mampu mengerjakannya.

Hari-hari terus berlalu. Tidak ada yang dilakukan Abu Nawas selain memikirkan bagaimana meyakinkan Raja bahwa apa yang dibangunnya itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatan dan akalnya pun diputar, sampai dia ingat bahwa dulu pernah bermain layang-layang.

Abu Nawas pun merasa gembira dan dia pun tidak menyia-nyiakan waktu lagi. Dia dan beberapa kawannya merancang layang-layang raksasa berbentuk persegi empat.  Setelah selesai, kemudian Abu Nawas melukis pintu, jendela serta ornamen-ornamen lainnya.

Setelah semuanya selesai, Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layang-layang itu di suatu tempat yang sangat rahasia. Begitu layang-layang raksasa tersebut terbang, penduduk pun merasa gempar.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Mimpi Bertemu Nabi Daud AS

Mendengar hal tersebut, Raja sangat bahagia sekali dan langsung bergegas menemui Abu Nawas. "Paduka yang mulia, itulah pesanan yang mulia sudah rampung," ujar Abu Nawas

"Kamu benar-benar hebat Abu Nawas," Raja memuji Abu Nawas. "Terima kasih Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas.

"Lalu, bagaimana caranya aku kesana?" tanya Baginda Raja.

"Dengan tambang Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas.

"Kalau begitu siapkan tambang itu, aku ingin melihat istanaku dari dekat" kata Raja tidak sabar.

Baca Juga: 6 TEMPAT WISATA SUPER INDAH di MAJALENGKA, Serta Miliki Mitologi Sejarah

"Maafkan hamba paduka yang mulia. Hamba lupa memasang tambang kemarin. Sehingga seorang kawan hamba tertinggal dan tidak bisa turun dari sana," kata Abu Nawas.

"Bagaimana dengan kamu sendiri Abu Nawas? Kenapa kamu bisa turun?" tanya Raja.

"Dengan menggunakan sayap Paduka yang mulia," kata Abu Nawas dengan bangga.

"Kalau begitu buatkan aku sayap supaya aku bisa terbang kesana," pinta Raja.

"Paduka yang mulia, sayap itu hanya bisa diciptakan di alam mimpi," kata Abu Nawas.

"Kamu berani mengatakan bahwa aku gila sepertimu?" Kata Raja dengan melotot.

Baca Juga: GUS DUR Dikenal Guru Bangsa, Kalau Kyai Asal Majalengka Ini Dikenal sebagai Bapak Bangsa

"Ya Paduka yang mulia, kurang lebih seperti itu" jawab Abu Nawas. "Apa maksudmu?" tanya Raja belum mengerti.

"Paduka tahu bahwa membangun istana di awang-awang itu pekerjaan yang mustahil, akan tetapi Paduka tetap menyuruh hamba melakukannya. Sedangkan hamba juga tahu pekerjaan itu mustahil, akan tetapi hamba tetap menyanggupinya" kata Abu Nawas meyakinkan Raja.

Tanpa menoleh, Raja pun pulang ke istana diiring para pengawalnya. Abu Nawas masih berdiri sendirian sembari memandang ke atas melihat istana terapung di awang-awang.

"Sebenarnya siapa yang gila diantara kita?" tanya Raja. "Hamba rasa, kita berdua sama-sama tidak waras tuanku," jawab Abu Nawas tanpa ragu. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku kisah 1001 Malam Abu Nawas

Tags

Terkini

Terpopuler