PENGEMBARAAN NYI MAS RARA SANTANG, Ibu dari Sunan Gunung Jati Putri dari Prabu Siliwangi

24 Oktober 2022, 15:39 WIB
Osava Adamy aktris pemeran Nyimas Rara Santang, /Instagram.com/@rientammy


PORTAL MAJALENGKA - Nyimas Rara Santang adalah salah satu putri dari Prabu Siliwangi dengan Nyimas Subanglarang, dan merupakan ibu dari Sunan Gunung Jati.

Nyimas Rara Santang ibu dari Sunan Gunung Jati yang lahir sekitar tahun 1427 Masehi, dia merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari istri Nyimas Subang Larang.

Nyimas Rara Santang merupakan satu satunya anak perempuan dari Nyai Ratu Subang Larang, murid dari Guru Agung Syekh Quro Karawang.

Baca Juga: KAPAN PEMBUKAAN dan APA SYARAT-SYARAT Pendaftaran Pilkades/Pilwu Serentak di Majalengka

Menurut beberapa sejarah menuliskan kalau Nyimas Rara Santang dari kecil sudah memeluk agama Islam mengikuti agama ibundanya.

Meskipun ayah dari Nyimas Rara Santang yaitu Prabu Siliwangi dan saudara tirinya Prabu Sura Wisesa masih memeluk agama Hindu.

Masa anak-anak Nyimas Rara Santang dihabiskan di istana Galuh di Kawali. Tetapi setelah ayahnya diangkat menjadi raja seluruh tanah sunda, Nyimas Rara Santang hijrah ke istana Kerajaan Pajajaran.

 Baca Juga: Khasiat Jus Apel bagi Kesehatan Jika Rutin Dikonsumsi, Mulai dari Mencegah Diabetes hingga Cocok untuk Diet

Pada masa kelahiran Nyimas Rara Santang, Sang Prabu Siliwangi yang mendapatkan wangsit dari alam ghaib memberikan sabdanya.

“Putri keduaku ini akan menjadi ibunda dari berbagai raja-raja besar di Nusantara, dengan itu aku beri nama dia Rara Santang,” ucap Prabu Siliwangi memberikan sabdanya.

Nyimas Rara Santang harus merasakan kesedihan yang teramat dalam, karena sang ibunda tercinta meninggal dunia.

Setelah wafatnya Ratu Subang Larang, akhirnya Nyimas Rara Santang memilih keluar istana untuk mencari kakak kandungnya yaitu Pangeran Walangsungsang.

Pangeran Walangsungsang sudah lebih dulu meninggalkan kerajaan untuk menimba ilmu agama, dengan melakukan pengembaraan mencari guru untuk dirinya.

Dalam pengembaraannya Pangeran Walangsungsang mengganti namanya untuk penyamaran dengan nama Cakrabuana. Pangeran Walangsungsang menutupi jati diri sebagai anak Prabu Siliwangi.

Dikisahkan, Nyimas Rara Santang dalam mencari sang kakak pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana harus melewati berbagai halangan dan rintangan.

Nyimas Rara Santang harus naik turun gunung dan melewati hutan belantara, hingga Nyimas Rara Santang terjatuh karena kakinya tersangkut batang pohon.

Nyimas Rara Santang harus berjalan dengan tertatih-tatih untuk terus melakukan pengembaraan mencari sang kakak pangeran Walangsungsang.

Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, Nyimas Rara Santang bertemu dengan bibinya, Nyi Endang Sakati.

Nyimas Rara Santang saat itu dalam kondisi yang kurang baik karena terjatuh. Nyimas Rara Santang menyampaikan kepada Nyi Endang Sakati bahwa dirinya sedang mencari Pangeran Walangsungsang.

Nyi Endang Sakati juga tidak mengetahui perihal ajaran Nabi Muhammad SAW yang disampaikan keponakannya.

Sambil mengobati Nyimas Rara Santang, Nyi Endang Sakati menyarankan pergi ke tempat seorang Resi, yaitu Ki Danuarsi.

Setelah kondisi tubuh Nyimas Rara Santang membaik, kemudian pamit kepada Nyi Endang Sakati untuk melanjutkan perjalanan.

Sebelum Nyimas Rara Santang pergi dan melanjutkan pengembaraannya, Nyi Endang Sakati memberikan sebuah baju pusaka yang jika digunakan dapat berjalan dengan cepat secepat kilat.

Setelah menerima pusaka tersebut Nyimas Rara Santang diberi nama Dewi Hatim oleh bibinya. Pengembaraan Nyimas Rara Santang dilanjutkan dengan tujuan menemui sang Resi Ki Danuarsi.

Di tengah perjalanan di Gunung Ciliwung Nyi Mas Rara Santang bertemu dengan seorang pertapa.

Nyimas Rara Santang kemudian langsung mengutarakan maksud pengembaraannya kepada sang pertapa, Nyimas Rara Santang mengatakan kalau dirinya hendak mencari Kakaknya Pangeran Walang Sungsang yang sedang mengembara mencari ilmu agama.

Sang Petapa yang mendengarkan Nyimas Rara Santang, tidak tahu mengenai ajaran Nabi yang diceritakan Nyimas Rara Santang. Namun Sang Petapa melihat Nyimas Rara Santang adalah keturunan raja.

Sang pertapa melihat Nyimas Rara Santang adalah wanita baik yang kelak akan melahirkan keturunan orang-orang hebat, yang akan berpengaruh di negeri ini.

Apa yang dilihat sang pertapa kemudian diutarakan kepada Nyimas Rara Santang. Setelah mendengar itu, Nyi Mas Rara Santang meminta petunjuk dan restu untuk melanjutkan pengembaraan.

Sang pertapa memerintahkan Nyimas Rara Santang untuk pergi ke arah Gunung Merapi. Kelak dalam perjalanan akan menemukan apa yang dicari selama ini, seraya memberikan doa dan restu.

Sebelum Nyimas Rara Santang pergi, sang pertapa kemudian memberi nama Dewi Angling kepada Nyimas Rara Santang.

Nyimas Rara Santang kemudian pamit dan melanjutkan pengembaraan sesuai petunjuk dari sang pertapa.

Di tengah perjalanan, Nyimas Rara Santang menemukan padepokan yang selama ini dia cari yaitu padepokan Ki Danuarsi, tempat dimana kakaknya berada.

Akhirnya Nyimas Rara Santang kembali berjumpa dengan kakaknya tercinta yaitu Pangeran Walang Sungsang.***

Sumber: YouTube wisata religi

Editor: Rahman Prayitno Sodikin

Tags

Terkini

Terpopuler