Kisah Lucu Abu Nawas Hamil dan Melahirkan

2 September 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Kisah Abu Nawas, yang mengaku hamil dan akan melahirkan karena lama tidak diundang raja ke istana. /

 

PORTAL MAJALENGKA - Abu Nawas atau Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami, atau Abu-Nuwas adalah seorang pujangga Arab. Dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia, dengan darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas sosok ulama kharismatik yang sangat cerdas serta keilmuannya sangat mashyur dan dipercaya sebagai Wali Allah.

Dilansir Portal Majalengka dari akun Facebook V Surawan Dibyosudarmo, dikisahkan Raja Harun Ar-Rasyid masygul berat. Konon penyebabnya sudah tujuh bulan Abu Nawas tidak menghadap ke Istana.

Akibatnya, suasana Balairung jadi lengang dan sunyi. Sejak dilarang datang ke Istana, Abu Nawas memang benar-benar tidak pernah muncul di Istana.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Adu Kekuatan Apakah yang Terjadi?

“Mungkin Abu Nawas marah kepadaku,” pikir Sultan, maka diutuslah seorang punggawa ke rumah Abu Nawas.

“Tolong sampaikan kepada Sultan, aku sakit hendak bersalin,” jawab Abu Nawas kepada punggawa yang datang ke rumah Abu Nawas menyampaikan pesan Sultan.

“Aku sedang menunggu dukun beranak untuk mengeluarkan bayiku ini,” kata Abu Nawas lagi sambil mengelus-elus perutnya yang buncit.

“Ajaib benar,” kata Baginda dalam hati, setelah mendengar laporan punggawa setianya.

“Baru hari ini aku mendengar kabar seorang lelaki bisa hamil dan sekarang hendak bersalin. Dulu mana ada lelaki melahirkan. Aneh,” gumam Raja yang timbul keinginan untuk menengok Abu Nawas.

Baca Juga: ABU NAWAS Ditipu Unta Cerdik

Maka berangkatlah dia diiringi sejumlah menteri dan para punggawa ke rumah Abu Nawas.

Begitu melihat Raja datang, Abu Nawas berlari menyambut dan menyembah kakinya. “Ya tuanku Syah Alam, berkenan juga rupanya tuanku datang ke rumah hamba yang hina dina ini,” ucap Abu Nawas.

Raja dipersilahkan duduk di tempat yang paling terhormat, sementara Abu Nawas duduk bersila di bawahnya.

“Ya tuanku Syah Alam, apakah kehendak peduli Syah Alam datang ke rumah hamba ini? Rasanya bertahta selama bertahun-tahun baru kali ini tuanku datang ke rumah hamba,” tanya Abu Nawas.

“Aku kemari karena ingin tahu keadaanmu,” jawab Raja. “Engkau dikabarkan sakit hendak melahirkan dan sedang menunggu dukun beranak, sejak zaman nenek moyangku hingga sekarang aku belum pernah mendengar ada seorang lelaki mengandung dan melahirkan, itu sebabnya aku datang kemari,” ucap sang Raja.

Baca Juga: Abu Nawas Menghitung Bintang di Langit

“Coba jelaskan perkatanmu. Siapa lelaki yang hamil dan siapa dukun beranaknya,” tanya Sultan lagi.

Maka dengan senang hati berceritalah Abu Nawas. Menurutnya konon ada seorang raja mengusir seorang pembesar istana.

Setelah lima bulan, tanpa alasan yang jelas sang Raja memanggil kembali pembesar tersebut ke Istana. Ini ibarat hubungan laki-laki dan perempuan yang kemudian hamil tanpa menikah.

Tentu saja itu melanggar adat dan agama, dan menggegerkan seluruh negeri. Lagi pula apabila seorang mengeluarkan titah, tidak boleh mencabut perintahnya lagi.

Jika itu dilakukan, ibarat menjilat air ludah sendiri, itulah tanda-tanda pengecut. Oleh karena itu harus berpikir masak-masak sebelum bertindak.

Baca Juga: Derita Memuncak, Jangan Panik! Simak 7 Prinsip Kebahagiaan Menurut Gus Muwafiq

“Itulah tamsil seorang lelaki yang hendak bersalin, adapun dukun beranak yang ditunggu adalah baginda kemari,” kata Abu Nawas.

“Dengan kedatangan baginda kemari, berarti hamba sudah melahirkan, yang dimaksud dengan bersalin adalah hilangnya rasa sakit atau takut hamba kepada Baginda,” ucap Abu Nawas.

“Ketika aku melarang kamu datang lagi ke istana, itu tidak sungguh-sungguh, melainkan hanya bergurau. Besok datanglah engkau ke istana, aku ingin bicara denganmu,” jawab Raja.

“Memang di sana banyak menteri, tetapi tidak seperti kamu. Lagipula selama engkau tidak hadir di istana, selama itu pula hilang cahaya Balairungku,” ucap Raja.

“Segala titah baginda, patik junjung tinggi tuanku,” sembah Abu Nawas dengan takzim.

Baca Juga: CIRI KHUSUS Keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi, Berikut Artinya

Tetapi Raja cuma geleng-geleng kepala, dan tidak berapa lama kemudian Sultan kembali ke Istana dengan perasaan heran bercampur geli. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Facebook V Surawan Dibyosudarmo

Tags

Terkini

Terpopuler