BERADU ILMU! Nabi Khidir Ajarkan Kesabaran kepada Nabi Musa Hingga Bertaubat

17 Juli 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi : BERADU ILMU! Nabi Khidir Ajarkan Kesabaran kepada Nabi Musa Hingga Bertaubat /YouTube/

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Nabi Musa belajar sabar kepada Nabi Khidir. Dalam berbagai catatan sejarah, Nabi Musa mengaku sebagai orang yang paling banyak berilmu.

Pernyataan Nabi Musa itu membuat Allah mencelanya karena ia belum diberi ilmu yang sempurna oleh-Nya. Karena itu, Allah menegur Musa melalui wahyu-Nya bahwa ada hamba lain, bernama Nabi Khidir memiliki ilmu yang lebih dibandingkan Nabi Musa.

Teguran Allah kepada Nabi Musa menjadikannya ia bertobat dan ingin berguru kepada Nabi Khidir.

Baca Juga: Keramat Sunan Bonang: Berwujud Banyak Saat Dihadang Perampok

Dengan cara yang sangat melelahkan, akhirnya Musa bisa bertemu dengan Nabi Khidir.

Setelah bertemu, Musa mengucapkan salam dan Khidir pun menjawab, “Sesungguhnya aku di negerimu ini mendapatkan kedamaian.”

Musa menyampaikan maksudnya agar Khidir mau mengajarkan ilmunya kepada dirinya. Pada awalnya Khidir menolak karena dirinya khawatir kalau Musa tidak sabar bersama dirinya.

Baca Juga: Momen Ridwan Kamil dan Zara Menggambar Keindahan Masjid Nabawi: Merekam dengan Cara Manual

Namun, Musa meyakinkan kepada Khidir bahwa dirinya akan selalu bersabar. Karena itu, Khidir mengizinkan Musa pergi bersamanya serta berpesan agar Musa tidak bertanya ten- tang sesuatu apa pun sampai Khidir sendiri yang menjelaskannya.

Mereka berdua berjalan menelusuri pantai hingga akhirnya keduanya melewati sebuah perahu. Lalu, keduanya meminta agar pemi- liknya mau mengantarnya. Pemilik perahu mengetahui bahwa penumpangnya itu adalah Khidir maka ia pun membawa keduanya tanpa upah.

Di dalam perahu, Musa melihat Khidir melobangi perahu. Lalu Musa berkata, “Me- ngapa kamu melobangi perahu itu yang akibat- nya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.”

Baca Juga: Tiba-Tiba Muncul di Depan Pintu, Mbah Hamid Dengar Ucapan Temannya Walaupun Jarak Jauh: Karomah Para Wali

Khidir berkata, “Bukankah aku telah berkata sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.”

Jawab Musa, “Janganlah engkau menghu- kumku karena kelupaanku dan janganlah eng- kau membebani dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.”

Yang pertama itu dilakukan Musa karena ia lupa.

Kemudian ada seekor burung hinggap di perahu dan paruhnya dipatukkan ke air laut.

Baca Juga: KISAH WALI SUFI, Abu Nawas Memaksa Sang Raja Meniup Pantatnya

Kemudian, Khidir berkata kepada Musa, “Jika ilmuku dan ilmumu dibandingkan dengan ilmu Allah, ilmu kita itu tidak lain hanyalah seperti air yang diambil oleh burung itu dengan paruhnya itu.” Setelah itu keduanya keluar dari perahu.

Ketika keduanya sedang berjalan di tepi laut, Khidir melihat seorang anak yang sedang bermain dengan anak-anak yang lain. Tiba-tiba Khidir menjambak rambut anak itu dengan ta- ngannya kemudian membunuhnya.

Lantas, Musa berkata kepada Khidir, “Mengapa eng- kau membunuh jiwa yang bersih, bukan karena ia membunuh orang lain? Sesungguhnya engkau telah melakukan sesuatu yang mungkar.”

Khidir berkata, “Bukankah sudah kukata- kan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu ti- dak akan bisa sabar bersamaku.”

Baca Juga: Kongres Anak Majalengka ke-2 Berjuang menegakkan Gak Partisipasi Anak

Musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini maka janganlah engkau mem- perbolehkan diriku menyertaimu karena sesungguhnya engkau telah cukup memberikan uzur kepadaku.”

Khidir dan Musa berjalan sampai kepada penduduk suatu negeri. Mereka berdua minta dijamu oleh penduduk negeri itu, tetapi pendu- duk negeri itu tidak mau menjamunya. Di tempat itu Khidir melihat dinding rumah yang hampir roboh.

Lalu, Khidir berdiri dan menegakkan dinding itu dengan tangannya. Musa berkata, “Kita telah mendatangi suatu kaum, tetapi mereka tidak mau menjamu dan tidak pula menyambut kita. Jika engkau mau, nisca- ya engkau dapat mengambil upah atas per- buatanmu itu.”

Khidir berkata, “Inilah perpisahan antara diriku dan dirimu, aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.”

Baca Juga: KERAMAT ULAMA GUS BAHA yang Menggemparkan Ulama Dunia

Setelah berjalan cukup lama, mereka terpaksa harus berpisah karena Musa tidak sabar bersamanya.

Namun, sebelum berpisah, Khidir memberikan penjelasan maksud dari perbuatan yang telah dilakukan sebagai berikut.

(1) Maksud melobangi bahtera
Bahtera yang dilobangi itu adalah kepu- nyaan orang miskin yang bekerja di laut. Khidir merusak bahtera itu karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bah- tera.

Jika raja melihat perahu itu telah rusak, ia tidak akan mengambilnya. Seperginya raja itu, pemiliknya dapat memperbaikinya kem- bali.

(2) Maksud membunuh anak tidak berdosa
Bahwa kedua orang tua anak itu adalah orang-orang mukmin, sedangkan anak itu ka- fir. Khidir khawatir bahwa anak itu besok men- dorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.

Baca Juga: KISAH WALI SUFI, Ide Gila Abu Nawas Memaksa Raja Rela Menjadi Pengemis

Maksudnya, dikhawatirkan anak itu akan memengaruhi dan membawa ke- dua orang tuanya kepada kekafiran.

Kami menghendaki supaya Tuhan mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesu- ciannya daripada anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya kepada ibu-bapaknya. Kedua orang tua itu lebih sayang kepada anak itu da- ripada anak yang pertama dibunuh oleh Khidir.

(3) Maksud memperbaiki dinding rumah
Dinding rumah yang akan roboh itu kepu- nyaan dua orang anak yatim di kota itu. Di dalam rumah itu terdapat harta benda sim- panan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang salih.

Tuhan menghen- daki supaya mereka sampai kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhan dan bukanlah aku itu me- nurut kemauanku sendiri. Demikian itu tujuan perbuatan-perbuatan yang saya lakukan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya (Q.S. Alkahfi, Ayat 77—82).

Baca Juga: Tiba-Tiba Muncul di Depan Pintu, Mbah Hamid Pasuruan Dengar Ucapan Temannya Walaupun Jarak Jauh

Setelah mendengar penjelasan Nabi Khidir, kemudian Nabi Musa langsung bertaubat dan sebenarnya ia belum memiliki ilmu yang lebih dari pada Nabi Khidir dan segala miliki Allah SWT. ***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler