MENAKJUBKAN! Kewalian Gus Dur Dibongkar Wali Paidi

19 Juni 2022, 07:30 WIB
MENAKJUBKAN! Kewalian Gus Dur Dibongkar Wali Paidi /kolase facebook/irfan/

PORTAL MAJALENGKA - Suatu ketika, wali Paidi baru saja selesai tahlil bersama dalam rangka memperingati haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang kedua.

Wali Paidi bersama warga berkumpul ngopi bersama. Mereka saling berkelompok 3 hingga 4 orang yang membicarakan dan mengenang Gus Dur.

Tidak hanya itu, dalam obrolannya mereka diselingi adu argumen mengenai apa rahasia di balik sepak terjang Gus Dur di masa lalu.

Baca Juga: Kisah Putri Cantik Dimabuk Asmara oleh Kewibawaan Sunan Gunung Jati hingga Rela Arungi Lautan

Wali Paidi tersenyum-senyum melihat tingkah laku mereka. Wali Paidi sendiri duduk bersama 4 orang dengan satu cangkir kopi besar berada di tengah mereka berlima.

Paijo, tetangga Wali Paidi mulai membuka pembicaraan dengan bertanya kepada Wali Paidi.

"Kang... menurut sampeyan gimana Gus Dur selama jadi presiden yang cuma sebentar itu," kata Paijo.

"Sebelum kita membahas tentang itu semua, alangkah baiknya kita mengulas lagi sejarah sebelum Gus Dur jadi Presiden," jawab Wali Paidi.

Baca Juga: TAPAK TANGAN KALA CAKRA Prabu Siliwangi Pancarkan Sinar Terang Benderang

"Wah sip iki kang... gimana ceritanya?," kata teman-teman yang lain.

"Dulu ada seorang Kiai di daerah Blitar namanya Kyai Rohimi, beliau ini ahli istikharah. Banyak sekali Kiai yang sowan kepada Kiai Rohimi ini guna menanyakan apa makna isyarat yang diterima, dan Kiai Rohimi ini bisa menafsiri isyarat yang ditanyakan kepadanya, dan semuanya tidak pernah meleset. Bahkan hampir 100 persen mendekati kebenaran," papar Wali Paidi.

"Kehidupan sehari-hari beliau adalah sebagai petani desa yang sangat sederhana, tiap pagi beliau diantar cucunya pergi ke sawah dengan naik sepeda ontel. Biasanya para tamu yang mau sowan kepadanya menunggunya di depan rumah, menunggu beliau pulang dan di dalam rumah yang berdinding kayu jati itulah Kiai Rohimi menerima tamunya," kata Wali Paidi.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Sukses Raih Pole Position di Sesi Kualifikasi MotoGP Jerman 2022

"Di dalam rumah Kiai Rohimi ada sebuah kamar khusus yang disediakan untuk Gusdur kalau berkunjung ke situ dan menginap," lanjut Wali Paidi.

"Gus Dur sebelum jadi Presiden telah banyak menerima isyarat dan menanyakan kepada Kiai Rohimi tentang apa makna isyarat yang dia terimanya," ungkap Wali Paidi.

"Kang.. Kiai Rohimi ini tingkatannya lebih tinggi dari pada Gus Dur? sampai Gus Dur sendiri minta tolong untuk menafsiri isyarat yang beliau terima," ucap Paijo kepada Wali Paidi.

"Tidak mesti begitu, kamu tahu Pak Ridwan tetangga kita yang jadi dosen di salah satu Universitas terkenal itu?," tanya Wali Paidi.

Baca Juga: KITAB SWASIT Goresan Tinta Emas Perjalanan Hidup Prabu Siliwangi dalam Memeluk Islam

"Iya saya tahu Kang," jawab Paijo.

"Ketika ban mobilnya bocor apa Pak Ridwan menambal ban mobilnya sendiri?," tanya Wali Paidi.

"Tidak! kan Pak Ridwan jelas nggak bisa bantu itu, kan ditambahkan di tukang tambal ban," jawab Paijo.

"Dengan demikian itu, apa tingkatan tukang tambal ban itu lebih tinggi dari pada tingkat Pak Ridwan yang dosen itu?," tanya Wali Paidi sekali lagi.

Baca Juga: Fabio Quartararo Tercepat di Sesi FP4 MotoGP Jerman 2022

"Ya tentu tidaklah kang!," jawab Paijo yang mulai mengerti.

"Begitulah apa yang terjadi di antara Gus Dur dan Kiai Rohimi ini, tidak bisa jadi acuan siapa lebih tinggi tingkatannya," jelas Wali Paidi.

Wali Paidi kemudian menyedot rokoknya dan menyeruput kopi sedikit lalu melanjutkan ceritanya.

"Sampean akan jadi orang nomor satu di Indonesia, tapi hanya sebentar," ucap Kiai Rohimi kepada Gus Dur yang menafsiri isyarat yang diterima oleh Gus Dur.

Baca Juga: Mario Aji Crash di Kualifikasi Moto3 Jerman 2022, Izan Guevara Raih Pole Position

"Berapa lama Kiai?," tanya Gus Dur.

"Tidak sampai 3 tahun," jawab Kiai Rohimi.

"Tugas yang sangat berat," ucap Gus Dur tanpa memperdulikan lama jabatannya.

"Ya! ini memang tugas yang sangat berat Gus, dan sampean akan diturunkan oleh rakyat sampean sendiri," kata Kiai Rohimi.

Baca Juga: PERSIB BANDUNG BERDUKA, H. Umuh Muchtar dan Teddy Tjahjono Takziah ke Bobotoh yang Meninggal Dunia

"Kalau ini memang tugas, biarpun sebentar tidak apa-apa, yang penting bermanfaat," ucap Gus Dur.

Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarat yang diterimanya dari Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli walaupun dalam kepemimpinannya kelak Gus Dur direcoki dan akhirnya diturunkan dengan tidak terhormat.

Gus Dur berprinsip biarlah orang memusuhinya asal Allah menyayanginya, biarlah orang menghinanya asal Allah ridha kepadanya.

Beberapa bulan kemudian, ganti para Kiai sepuh yang mendapatkan isyarat-isyarat dari Allah mengenai Gus Dur.

Baca Juga: MUSTIKA DEWI KEMBANG, Rahasia Prabu Siliwangi Memikat Para Wanita dan Dijadikan Permaisuri

Para Kiai tidak mau gegabah dengan menafsiri sendiri isyarat yang diterima oleh mereka.

Kiai sepuh itu lantas sowan ke Kiai Rohimi menanyakan apa arti isyarat yang mereka terima.

Memang nama Kiai Rohimi di kalangan para Kiai-kiai NU sangat dikenal karena dalam menafsiri isyarat Kiai Rohimi ini jagonya.

Setelah mendapat Arti isyarat dari Kiai Rohimi, para Kiai sepuh ini menyampaikannya kepada Gus Dur, dan Gus Dur dengan penuh takzim menerima mereka dan mengucapkan terima kasih karena memperhatikannya selama ini.

Baca Juga: RAJAH AJI KALA CAKRA Hancurkan Banaspati dan Siluman Penunggu Tanah Jawa, Kisah Wali Pra Sunan Gunung Jati

Walaupun sebenarnya Gus Dur sendiri sudah tahu kalau dirinya akan jadi presiden. Bahkan Gus Dur sudah tahu masa kepemimpinannya yang cuma sebentar itu sebelum para Kiai ini mengetahuinya.

Pertemuan ini dicium oleh wartawan, dan ramailah berita pertemuan di kala itu. Karenanya, para Kiai sepuh ini dijuluki oleh wartawan sebagai poros langit disesuaikan dengan kelompok yang mengusung Gus Dur jadi presiden, yaitu Poros tengah.

Kebetulan pemimpin kelompok Kiai Sepuh ini adalah Kiai Faqih dari Pondok Pesantren Langitan Tuban Jawa Timur.

Dan semua pasti tahu, Gus Dur secara mengejutkan benar-benar jadi presiden. Walaupun Gus Dur dan para Kiai sepuh sama sekali tidak terkejut dengan hal itu karena para Kiai sepuh dan Gus Dur sudah tahu sebelumnya.

Baca Juga: Hasil FP3 MotoGP Jerman 2022: Persaingan Seru Antara Francesco Bagnaia dengan Aleix Espargaro

Awal pemerintahan Gus Dur baik-baik saja, hubungan Gus Dur dengan Ibu Megawati kala itu tampak mesra. Mereka bergantian mengadakan sarapan pagi bersama, kadang di istana Presiden dan kadang di istana wakil Presiden.

Tapi lama-kelamaan para koruptor dan orang-orang gila jabatan mulai khawatir dengan ketegasan Gus Dur dalam memimpin negara ini.

Mereka mulai tidak bebas korupsi dan menumpuk numpuk kekayaan pribadi karena ketatnya pengawasan Gus Dur di kala itu.

Mereka mulai mendanai para mahasiswa untuk mendemo Gus Dur mengangkat isu-isu yang memojokkan Gus Dur.

Baca Juga: Guru Sekumpul: Gus Dur itu Wali Allah, Siapa yang Mencaci Bakal Kualat!

Mereka para koruptor menunggu momen yang tepat untuk menjatuhkan Gus Dur.

Gus Dur memang terkenal dengan gaya ngomongnya yang blak-blakan, Gus Dur berprinsip "Pada no pengucap mu podo karo karepe atimu (Samakan ucapanmu dengan apa isi hatimu)".

Begitupun ketika Gus Dur dimintai pendapat oleh wartawan tentang Ibu Megawati yang sering diam aja.

Gus Dur dengan enteng menjawab "Dia itu (maaf) bod*h,".

Baca Juga: Hasil FP3 Moto3 Jerman 2022: Mario Aji Masih Kesulitan, Izan Guevara Tampil Konsisten

Jawaban Gus Dur itu didengar oleh Pramono Anung yang ketika itu jika tidak salah masih menjabat sebagai Sekjend PDIP.

Dan oleh Pramono ini jawaban Gus Dur itu disampaikan kepada Ibu Megawati. Maka ngambek lah Ibu Megawati waktu itu.

Ibu Megawati tidak mau lagi sarapan bersama dengan Gus Dur di istana Wakil Presiden. Dan inilah kesempatan yang ditunggu oleh para koruptor dan penggila jabatan, itulah celah yang bisa menurunkan Gus Dur dari kursi Presiden.

Dan barulah para Kiai sepuh dapat isyarat lagi kalau Gus Dur akan dilengserkan dari kursi presiden.

Baca Juga: Wamenag Tegaskan Meme Stupa Mirip Presiden Jokowi, Simbol Agama Jangan Jadi Bahan Olokan

Para kiai sepuh atau kiai poros langit ini sowan lagi kepada Kiai Rohimi untuk minta pendapat dan minta solusi bagaimana baiknya supaya Gus Dur masih bisa jadi Presiden.

Kiai Rohimi mengatakan kepada para Kiai sepuh "Gus Dur akan bisa tetap jadi Presiden kalau mau meminta maaf kepada Ibu Megawati walaupun Gus Dur tidak ada niat merendahkan Ibu Megawati," ucap Kiai Rohimi.

Biarpun Kiai Rohimi sudah tahu kalau jabatan Gus Dur hanya sebentar, tapi Kiai Rohimi tetap memberi peluang kepada Kiai sepuh.

Kiai Rohimi berkeyakinan bahwa Allah jugalah penentu akhir suatu kisah, isyarat hanyalah sebuah lambang.

Baca Juga: Menlu Indonesia Retno Marsudi Mengecam Penghinaan Nabi Muhammad SAW, Sampaikan Protes ke Menlu India

Para Kiai kembali menemui Gus Dur dan menyampaikan apa yang diperoleh dalam istikharah nya dan juga menyampaikan pesan Kiai Rohimi tadi. Akan tetapi Gus Dur tidak mau melakukannya.

Bukan berarti Gus Dur tidak mau meminta maaf karena malu atau gengsi, tapi apa yang dialami Gus Dur kurang lebih persis seperti apa yang dialami oleh Sayyidina Ali.

Ketika dalam peperangan, ketika itu Ali hendak membunuh orang-orang kafir yang sudah terjatuh di atas tanah. Seketika Ali tiba-tiba mengurungkan niatnya ketika orang kafir itu meludahinya.

Orang kafir itu heran melihat Sayyidina Ali yang tiba-tiba urung membunuhnya dan orang kafir ini menanyakan hal tersebut.

Baca Juga: Laga Piala Presiden 2022 Persib vs Persebaya Memakan Korban, Polisi Benarkan Dua Bobotoh Persib Bandung Tewas

Sayyidina Ali menjawab "Pertama aku berniat membunuhmu karena Allah, tapi ketika kamu meludahi ku terbesit Perasaan marah kepadamu maka aku urungkan niat membunuh karena ada niat selain Allah di hatiku.

Gus Dur tidak mau meminta maaf kalau niatnya karena ingin mempertahankan jabatan, Ali tidak gila jabatan.

Gus Dur tidak mau minta maaf kalau niatnya karena ingin mempertahankan jabatan. Gus Dur tidak gila jabatan dan Gus Dur memang sudah tahu kalau masa kepemimpinannya cuma sebentar.

Masyarakat tahu, bahwa akhirnya Gus Dur berhasil diturunkan dari kursi kepresidenan karena kasus yang dibuat-buat.

Baca Juga: Usai Absen 1 Bulan Penuh Bela Timnas, Asnawi Siap Kembali Tampil Bersama Ansan Greeners

Paijo dan kawan-kawannya terdiam mendengar cerita Wali Paidi ini, mereka merasa baru mendengar cerita Gus Dur dengan Kiai Rohimi.

Mereka sangat penasaran "Apakah sampean pernah bertemu dengan Kiai Rohimi?," tanya Paijo penasaran.

Pertanyaan Paijo itu tidak dijawab oleh Wali Paidi. Ia hanya senyum dengan santai sambil menyedot rokoknya.

Baca Juga: Umpan Manja Ezra Walian Disambut Tandukan Nick Kuipers, Aksi Ciro Alves Bawa Persib Menang atas Persebaya

"lalu sampean dapat cerita ini dari mana? tanya Paijo yang makin penasaran.

Wali Paidi tidak menjawabnya, dia hanya tersenyum dan menyeruput kopinya lalu pergi.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Abot Story

Tags

Terkini

Terpopuler