Kisah Sunan Gunung Jati Taklukkan Raden Arya Wiralodra dan Pangeran Arya Paningsingan Masuk Islam

12 Maret 2022, 22:45 WIB
Kisah Sunan Gunung Jati Taklukan Raden Arya Wiralodra dan Pangeran Arya Paningsingan Masuk Islam /YouTube Wali Songo

PORTAL MAJALENGKA - Kisah dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati, bukan hanya ditandai kisah pernikahan, pencarian ilmu, dan peperangan.

Namun dalam berdakwah Sunan Gunung Jati juga ditandai penggalangan kekuatan dari para tokoh yang dikenal memiliki kesaktian dan juga kekuatan politik serta kekuatan bersenjata.

Di antara tokoh yang masyhur kedigdayaannya dan memiliki kekuatan bersenjata yang menjadi pengikut Sunan Gunung Jati adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Cirebon Menjadi Pemimpin dan Ulama Sudah Diramalkan, Bagian II

1. Ki Dipati Keling,
2. Nyimas Gandasari alias Nyimas Panguragan,
3. Pangeran Karangkendal,
4. Pangeran Panjunan,
5. Pangeran Sukalila,
6. Pangeran Cakrabuwana yang menjadi Raja Cirebon dengan gelar Sri Mangana.

Kekuatan bersenjata dan tokoh-tokoh digdaya yang digalang Sunan Gunung Jati itu menunjukkan hasil yang mengejutkan.

Hal ini terjadi ketika kekuatan umat Islam di Cirebon diserbu oleh pasukan Raja Galuh.

Baca Juga: Deretan Guru Tarekat Sunan Gunung Jati, dari Syekh Datuk Sidiq hingga Sunan Ampel

Dalam peperangan itu Sunan Gunung Jati dan kekuatan Cirebon berhasil mengalahkan serangan yang dilakukan pasukan Raja Galuh.

Dengan takluknya Raja Galuh, dakwah Islam seketika berkembang pesat di bekas wilayah yang takluk tersebut.

Sebab, takluknya Prabu Cakraningrat Raja Kerajaan Raja Galuh oleh Pangeran Karang Kendal yang dibantu Raja Cirebon Sri Mangana.

Baca Juga: Inilah Guru-guru Tarekat Sunan Gunung Jati di Mekah, Simak Kisahnya Menuntut Ilmu

Kekalahan Raja Galuh telah meruntuhkan mental dan semangat tempur pasukan Raja Galuh.

Akibatnya, bukan hanya keluarga raja
dan para pejabat tinggi Raja Galuh yang memeluk Islam.

Melainkan seluruh rakyat di berbagai penjuru negeri Raja Galuh pun beramai-ramai memeluk Islam.

Setelah Raja Galuh takluk dan raja Prabu Cakraningrat dikisahkan menghilang tak diketahui ke mana larinya.

Setelah berhasil menaklukkan Raja Galuh kini giliran berikutnya adalah kerajaan-kerajaan sekitar Cirebon.

Carita Purwaka Caruban Nagari dan Babad Tjerbon menuturkan bahwa tidak lama setelah jatuhnya Raja Galuh,

Raja Indramayu yang bernama Arya Wiralodra dengan gelar Prabu Indrawijaya, menyatakan takluk kepada kekuasaan Cirebon.

Bahkan, Raja Indramayu itu tidak saja menyatakan menyerah, tetapi juga menyatakan diri masuk Islam.

Tidak lama kemudian, Kerajaan Talaga di pedalaman diberitakan menyerah kepada Cirebon (Talaga nyerah maring Cirebon),

Setelah putra mahkota Talaga, Pangeran Arya Salingsingan memeluk Islam dan menyerahkan pusaka kerajaan Keris Kaki Naga Dawa, Tombak Cuntang Barang dan putrinya yang bernama Nyai Cayad kepada Sunan Gunung Jati, yang mengambilnya sebagai menantu.

Prabu Pucuk Umun, Raja Talaga, beserta Ratu Mandapa, putrinya, kakak Pangeran Arya Salingsingan, dikisahkan enggan memeluk Islam dan meninggalkan Keraton Talaga,

Setelah mengetahui Pangeran Arya Salingsingan memeluk Islam dan menyerahkan kerajaan kepada Sunan Gunung Jati.

Keberhasilan Sunan Gunung Jati dalam menegakkan kekuasaan Islam di Cirebon dan Banten, memberikan tidak saja keleluasaan dakwah Islam di bumi Sunda,

Hal ini juga menjadikan keraton sebagai pusat kesenian dan kebudayaan yang bernuansa agama,

Sehingga menjadikan gerakan dakwah Islam dengan cepat meluas hingga ke seluruh pelosok wilayah Pasundan.

Dan, dengan semakin kuatnya kekuasaan Keraton Cirebon dan Banten, yang gencar menyebarkan dakwah Islam.

Sisa-sisa kekuasaan Raja Sunda semakin lama semakin lemah, di mana pada era Sultan Maulana Yusuf, cucu Sunan Gunung Jati, menaiki tahta Banten,

Sunan Gunung Jati juga melakukan penuntasan penaklukan atas sisa-sisa kekuasaan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1575 Masehi.

Demikianlah, melalui Keraton Cirebon dan Banten, berbagai gerakan dakwah melalui pengembangan seni dan budaya dilakukan.

Gerakan ini dilakukan secara persuasif dan sistematis, di mana unsur-unsur Hindu Buddhisme lama tidak dihilangkan,

Melainkan budaya-budaya yang dipadukan secara harmonis dengan ajaran Islam, yang menjadikan Islam dianut oleh hampir seluruh penduduk bumi Pasundan.

Itulah perjalanan Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Tatar Pasundan, dilansir Portal Majalengka dari Buku Sejarah Atlas Walisongo, Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler