Perjalanan Hidup Sunan Gunung Jati, Menuntut Ilmu Dimulai Sejak Usia 20 Tahun

12 Maret 2022, 19:10 WIB
ILUSTRASI Sunan Ampel, salah seorang Walisongo tempat Sunan Gunung jati menuntut ilmu selama perjalanan hidup. /Wikipedia

PORTAL MAJALENGKA – Kisah perjalanan Sunan Gunung Jati dalam menuntut ilmu diceritakan dalam Serat Purwaka Caruban Nagari.

Dalam buku Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto, dalam Serat Purwaka Caruban Nagari disebutkan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah mulai menuntut ilmu dengan meninggalkan negerinya Mesir pada usia 20 tahun.

Sunan Gunung Jati berguru kepada sejumlah guru dengan nama mirip yang disebut dalam naskah Sajarah Wali seperti Syaikh Tajmuddin al-Kubri, Syaikh Ataullah Syadzili, dan Sayyid Ishak di Samudera Pasai.

Setelah dari Pasai, Syarif Hidayatullah pergi ke Jawadwipa dan singgah di Banten, di mana penduduk di sekitarnya sudah memeluk Agama Islam karena telah diislamkan Raden Rahmat Sunan Ampel.

Baca Juga: Riwayat Sunan Gunung Jati Menempuh Pendidikan Agama Islam ke Sejumlah Guru, dari Makkah ke Ampel Denta

Perjalanan Syarif Hidayatullah menuntut ilmu kepada beberapa orang guru, hingga sampailah dia berguru kepada Sunan Ampel dan berkumpul dengan para wali.

Kemudian mereka mendapat tugas untuk menyebarkan agama Islam di wilayah masing-masing, yang sebagian besar penduduknya masih memeluk agama Buddhaprawa.

Sementara dikisahkan dalam Sajarah Wali, Syarif Hidayatullah sejak muda mulai berguru kepada Syaikh Najmurini Kubro di Mekah.

Disana, beliau mengambil tarekat Nakisbandiyah (Naqsyabandiyah), tarekat Istiqoi dan tarekat Syathari (Syathariyah) sampai mencapai makrifat sehingga Syarif Hidayatullah dianugerahi nama Madzkurallah.

Baca Juga: Soal Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Jokowi, Begini Tanggapan Luhut Binsar Pandjaitan

Setelah dirasa cukup menimba ilmu, Syarif Hidayatullah diperintah oleh gurunya, Syaikh Najmurini Kubro untuk mencari guru yang lain, yaitu guru tarekat Syadziliyah kepada maulana bernama Syaikh Muhammad Athaillah, yang dipuja-puja oleh kaum beriman.

Syarif Hidayatullah akhirnya pergi meninggalkan Mekah menuju Syadzilah di utara, berguru tarekat Syadziliyah kepada Syaikh Athaillah sampai memperoleh ilmu dzikir kepada Allah yang disebut Sigul Hirarya dan Tanarul al-Tarqu.

Setelah dinyatakan lulus berguru tarekat Syadziliyah, Syarif Hidayatullah dianugerahi nama baru, Arematullah.

Lalu Sunan Gunung Jati diperintah gurunya untuk berguru lagi kepada Syaikh Datuk Muhammad Sidiq di negeri Pasai, yaitu guru ruhani yang tidak lain adalah ayahanda Sunan Giri.

Baca Juga: Waduh! Tiga Pemain dan Ofisial Persib Bandung Terima Hukuman dari Komdis PSSI

Kehadiran Syarif Hidayatullah ke Pasai disambut gembira Syaikh Datuk Muhammad Sidiq, lalu dia diajari Tarekat Anfusiyah dan namanya diganti menjadi Abdul Jalil.

Syarif Hidayatullah meminta penjelasan kepada sang guru tentang menjalani hidup dengan zuhud, lalu sang guru memberi wejangan bahwa zuhud itu laku untuk sabar tawakal selamanya kepada Allah, dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya yang agung.

Setelah lulus menimba ilmu di Samudera Pasai, Syarif Hidayatullah diperintah gurunya itu untuk pergi ke tanah Jawa, tepatnya di Karawang.

Di Karawang, Syarif Hidayatullah diminta untuk menemui seorang wali bernama Syaikh Bentong. Ketika Syarif Hidayatullah minta diwejangi sebagai murid, justru Syaikh Bentong yang ingin menjadi muridnya.

Baca Juga: Nasdem Puji Abis Duet Airin-Sahroni, Lebih Mudah Dijual ke Publik Jakarta

Lalu Syarif Hidayat ditunjukkan guru ruhani yang masyhur disebut Syaikh Haji Jubah, tetapi Syaikh Haji Jubah juga menolak memberi wejangan kepada Syarif Hidayatullah.

Malah, Syaikh Haji Jubah justru menunjuk ke Kudus tempat Datuk Barul yang mengajar ilmu ruhani. Kemudian, Syarif Hidayatullah pergi ke Kudus, ke kediaman Datuk Barul yang terapung di tengah laut.

Lalu Syarif Hidayatullah menyampaikan keinginan untuk berbaiat Tarekat Jauziyah Madamakhidir kepada Datuk Barul yang menerimanya dengan sukacita.

Setelah berhasil, Syarif Hidayat diganti namanya menjadi Wujudullah. Setelah dinyatakan lulus, Syarif Hidayatullah diminta Datuk Barul untuk pergi ke Ampeldenta untuk berguru kepada Sunan Ampel.

Baca Juga: Buffon Turut Komentari Blunder Donnarumma saat PSG Dikalahkan Real Madrid

Di Ampeldenta, Syarif Hidayatullah diterima Sunan Ampel dan dipersaudarakan dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, serta Sunan Kalijaga.

Setelah mendapat wejangan dari Sunan Ampel, Syarif Hidayatullah kemudian ditetapkan sebagai guru di Gunung Jati. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto

Tags

Terkini

Terpopuler