Network
PORTAL MAJALENGKA - Sosok wali sufi Abu Nawas dikenal sebagai sosok yang cerdik dalam menghadapi berbagai masalah.
Kecerdikan wali sufi Abu Nawas memang sudah tidak diragukan lagi. Ada banyak kisah yang bercerita tentang kecerdikan Abu Nawas.
Salah satu kisah kecerdikan wali sufi Abu Nawas yakni ketika ia merasa dijebak oleh seorang pedagang.
Baca Juga: CERDIK, Abu Nawas Menghitung Umur hingga Dapat Sekantong Keping Emas dari Raja Harun Al Rasyid
Dikutip Portal Majalengka dari YouTube Islam Agamaku, pada suatu ketika Abu Nawas melakukan perjalanan yang panjang.
Pada hari itu, perut Abu Nawas terasa keroncongan dengan amat sangat. Maklumlah, sudah seharian belum terisi makanan sedikitpun.
Abu Nawas memeriksa kantong uangnya. Uang yang ia miliki sudah menipis. Abu Nawas hanya menemukan beberapa keping uang saja. Sementara perjalanannya masih jauh.
Baca Juga: Begini Cara Abu Nawas Menghitung Bintang di Langit dan Bulu Ekor Keledai dengan Cerdas
Jika uang itu digunakan untuk membeli sesuatu, nanti ongkos perjalanannya tidak akan terbayarkan. Walaupun tubuhnya lemas karena belum makan, tapi seharian wali sufi Abu Nawas tetap melangkahkan kakinya yang gontai.
Pada saat melihat kedai yang ramai pembeli, Abu Nawas tak kuasa untuk tidak memasukinya. Dari bilik dapur terlihat asap mengepul seakan menggoda Abu Nawas.
"Itu pasti makanan yang sangat lezat," pikir Abu Nawas.
Baca Juga: Abu Nawas Dituduh Mencuri Kalung Emas dan Divonis Hukuman Mati, Memilih Dipancung Daripada Digantung
Benar saja, bau masakan langsung menyeruak di hidungnya. Abu Nawas pun tidak menyia-nyiakan itu. Ia langsung menghirup aroma masakan itu dengan kuat-kuat.
Abu Nawas sudah membayangkan sajian yang lezat untuk dirinya. Tindakan itu diulanginya berkali-kali hingga ia merasa puas.
Setelah merasa cukup puas dengan aroma masakan yang dihirupnya, wali sufi Abu Nawas pun pergi meninggalkan kedai dengan senyum di bibirnya.
Hanya saja, belum jauh ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba terdengar teriakan dari seseorang.
"Hei! Mau ke mana kau? Bayar dulu," teriak orang itu yang ternyata itu adalah pemilik kedai.
Abu Nawas pun menghentikan langkahnya. Dengan tenang dia balik kanan menghampiri si pemilik kedai.
Baca Juga: Tandang ke Markas Singo Edan, Persib Sukses Comeback dan Amankan 3 Poin
Abun Nawas sempat heran juga dengan kelakuan pemilik kedai yang menagih dirinya. Padahal ia tidak makan atau minum sedikit pun di kedai itu.
"Enak saja main nyelonong pergi, bayar dulu baru boleh pergi," kata pemilik kedai.
Kemudian wali sufi Abu Nawas menganggukkan kepalanya tanda setuju akan permintaan sang pemilik kedai. Dengan santainya, wali sufi Abu Nawas merogoh kantong uangnya.
Selanjutnya ia mempermainkan uang di kantongnya itu. Abu Nawas tak memberikan uangnya kepada pemilik kedai.
Abu Nawas terus bermain-main dengan uang recehnya dengan cara mengocok kantong uangnya sehingga menimbulkan suara uang krincing-krincing.
"Ayo mana uangnya, bayar!," teriak pemilik kedai.
"Baik, ini bayarannya," kata Abu Nawas sambil mengocok kembali uang recehnya.
Baca Juga: Line Up Resmi Bucheon FC 1995 vs Ansan Greeners, Asnawi Mangkualam Tidak Ada Dalam Daftar
"Loh mana uangnya? Dari tadi cuma mendengar suaranya saja," kata pemilik kedai yang semakin geram.
"Itu tadi bayarannya, aku bayar pakai suaranya saja, karena di kedaimu aku hanya dapat baunya saja," kata Abu Nawas.
Mendengar jawaban itu, si pemilik kedai hanya bisa tersenyum malu. Dengan demikian Abu Nawas membeli bau masakan dengan bunyi krincing uang logamnya.***
