Baca Juga: HEBOH IKAN DEWA MATI MASAL, Berikut Mitos Kutukan Prabu Siliwangi terhadap Prajurit Pajajaran
Abu jahil lekas meningkatkan kudanya secepat kilat menuju rimba belantara, di tepi istana. Anehnya, Abu Nawas meningkatkan kudanya sedang-sedang saja, hingga diteriaki beberapa pemirsa.
Mendekati sore, terlihat kuda Abu jahil masuk pintu gerbang istana. Ia juga diteriaki beberapa pemirsa serta memperoleh tepuk tangan meriah sekali. Di segi kiri-kanan kudanya terlihat beberapa puluh hewan yang mati terpanah.
Tidak cuma itu, kuda penambahan lumayan memanggul binatang buruan yang lain. Abu jahil dengan senyum bangga menunjukkan seluruh binatang buruannya di dalam lapangan.
“Aku, Abu jahil, memiliki hak memenangkan lomba ini. Tengok binatang buruanku banyak, tidak mungkin Abu Nawas mengalahkanku!? ” teriaknya lantang. Pemirsa di lebih kurang arena makin ramai bertepuk tangan.
Tak berapakah lama, terdengar nada kaki kuda Abu Nawas. Seluruh orang menertawakan serta kembali meneriakinya. Namun, Abu Nawas tak terlihat gusar. Ia jadi tersenyum serta melambaikan tangan.
“Tenang, tenang, rakyatku! Kita bakal tahu apa yang bakal dikerjakan Abu Nawas. Serta kita lumayan akan tahu, siapa pemenangnya saat ini, ” kata raja yang turut gusar lihat polah Abu Nawas.
Baca Juga: Sunan Kudus dan Kehadiran Jalan Anyer Panarukan Bersama Daendels
Baginda menyuruh dua orang punggawanya maju ke tengah lapangan serta mengkalkulasi binatang buruan Abu jahil.