Mengenal Rasyid Ridha, Sosok Reformis Islam Sejati

27 Agustus 2022, 17:00 WIB
Mengenal Rasyid Ridha, Sosok Reformis Islam Sejati /

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Muhammad Rasyid Ridha lahir di Suriah tahun 1865 dan wafat pada tahun 1935 di Suriah. Ia merupakan pemikir dan ulama pembaharu dalam Islam di Mesir pada awal abad ke-20.

Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terhormat dan juga taat beragama.

Beberapa catatan riwayat mengatakan bahwa Muhammad Rasyid Ridha masih berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW melalui garis keturunan Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Baca Juga: Sosok Muhammad Abduh, Sang Pembaru Islam Pendobrak Pintu Ijtihad Yang Tertutup

Rasyid Ridha belajar membaca al-Qur'an, Khath dan matematika kepada seorang sekretaris kampung. Kemudian ia pindah ke Madrasah Al-Wathaniyah Al-Islamiyah di Tharablis.

Disana ia bertemu dan berguru dengan seorang cendekiawan yang alim yang bernama Syekh Husain Al Jisr, salah seorang pemuka ulama Syam.

Ketika ia berumur 18 tahun, ia kembali melanjutkan studinya ke Madrasah _Al-Wathaniyah_ yang didirikan oleh Syekh Husein Al-Jisr.

Baca Juga: Mengenal Ibnu Hayyan, Bapak Ilmu Kimia dan Pendiri Laboratorium Pertama

Disini Rasyid Ridha belajar mantik, matematika, dan filsafat, disamping itu juga ilmu-ilmu agama.

Gurunya, Syekh Husein Al-Jisr dikenal sebagai seorang yang banyak berjasa dalam menumbuhkan semangat ilmiah dan ide pembaharuan dalam diri Rasyid Ridha.

Diantara pemikiran-pemikiran gurunya yang sangat mempengaruhi ide pembaharuan Rasyid Ridha adalah bahwa satu-satunya jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk mencapai kemajuan adalah memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dengan menggunakan metode Eropa.

Baca Juga: Mengenal Imam Hanbali, Sosok Pendiri Madzhab Hanbali

Syekh Husein berpendapat demikian karena sekolah-sekolah yang didirikan bangsa Eropa dan Amerika di Suriah itu banyak diminati anak-anak pribumi. Keadaan tersebut tidak disajikan materi pelajaran agama.

Rasyid Ridha juga merupakan seorang pengikut tarekat Naqsabandiyah. Berdasarkan pengalamannya di dunia tarekat, ia menyimpulkan bahwa ajaran-ajaran tarekat yang berlebihan dalam cara beribadah dan pengultusan seorang guru membuat seseorang mempunyai sikap statis dan pasif. Sikap-sikap seperti itu jelas merugikan umat Islam.

Ide-ide pembaharuan yang dibawakan oleh Rasyid Ridha antara lain:

1. Dalam bidang agama, menurutnya bahwa umat Islam lemah karena mereka tidak lagi mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang murni seperti yang di praktikan pada masa Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya, melainkan ajaran-ajaran yang sudah banyak bercampur dengan bid'ah dan khufarat.

Kemudian ia menegaskan bahwa, jika umat Islam ingin maju, mereka harus kembali berpegang pada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW dan tidak terikat dengan pendapat-pendapat ulama terdahulu yang tidak lagi sesuai dengan tuntutan hidup modern.

2. Dalam bidang pendidikan, Rasyid Ridha mengikuti gurunya, Muhammad Abduh. Ummat Islam hanya dapat mahu apabila menguasai bidang pendidikan. Oleh karena itu, ia selalu menghimbau dan mendorong umat Islam untuk menggunakan kekayaan bagi pembangunan lembaga-lembaga pendidkan.

Usaha yang dilakukannya di bidang ini ialah membangun sekolah misi Islam dengan tujuan utama untuk mencetak kader-kader mubaligh yang tangguh sebagai imbangan dari misionaris Kristen. ***



Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah

Tags

Terkini

Terpopuler