Ini langkah Pemdes untuk Mewujudkan Kaputren Maju, Putridalem Endah Go Internasional

17 Mei 2021, 10:58 WIB
Jambore Champoet Indonesia (CI) agenda Tahunan untuk mewujudkan Desa Wisata, Kaputren Maju, Putridalem Endah Go Internasional /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Menindaklanjuti arahan Permendagri No.72 dalam pelaksanaan maupun penerapan Protokol Kesehatan (Prokes), Pemdes Putridalem kecamatan Jatitujuh kabupaten Majalengka menghimbau warganya untuk bekerjasama dalam mensukseskan aturan maupun arahan tersebut.

Kades Putridalem, Endah Hendrawati menghimbau warganya untuk tidak berwisata keluar daerah, akan tetapi tetap di desanya. Hal itu juga sebagai visi Desa Putridalem untuk menjadi desa Wisata Budaya.

Pemdes mendukung setiap kegiatan kebudayaan yang diadakan warga setempat. Salahsatunya, menggelar kegiatan halal bihalal dalam perayaan ulang tahun ke 11 Champoet Indonesia (CI) di kampung Kaputren.

Baca Juga: Tegaskan Terus Dukung Perjuangan Palestina, Indonesia Desak PBB Segera Ambil Langkah Konkret

“Ini komitmen kita untuk mewujudkan Kaputren Maju, Putridalem Endah Go Internasional,” ujarnya, Senin 17 Mei 2021.

Menurut Endah, setidaknya ada beberapa hal untuk mewujudkan visi itu, pertama menekankan pada partisipasi masyarakat.

Seberapa pun besar nilai proyeknya, banyak potensinya, bagus aksesnya, jika tidak didukung dengan partisipasi/keterlibatan masyarakat yang baik, maka membangun desa wisata akan sulit.

Baca Juga: Senin, Jabar dan DKI Jakarta Diprediksi Hujan, Warga Tetap Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

“Pendekatan pembangunan desa wisata haruslah dirancang melalui musyawarah mufakat dari kelompok terkecil, yaitu masyarakat desa. Karena menurut saya, masyarakat lokal yang mengetahui potensi dan permasalahan yang mereka hadapi di tempat tinggalnya,” ujar Endah.

Kedua, yaitu kepemimpinan dan modal sosial untuk membangun desa. Modal sosial di sini adalah sifat masyarakat desa itu sendiri. Seperti yang kita tahu, masyarakat desa sangat kuat dengan gotong royongnya.

“Seperti halnya di Putridalem, masih mengenal tradisi Mangobeng (membantu tetangga dalam melaksanakan hajat),” tandasnya.

Baca Juga: Pertahanan Kokoh Cagliari Tahan AC Milan 0-0, Sisa Tiket Liga Champions Ditentukan Pertandingan Terakhir

Ketiga, tentu saja memperhatikan nilai lokal. Menurut Endah, produk desa wisata sangat berbeda dengan produk wisata di kota maupun objek wisata. Jika wisatawan ingin memesan hotel berbitang di desa wisata, tentu tidak akan ada.

Desa wisata dibuat untuk wisatawan yang ingin merasakan, menikmati, dan melakukan beragam aktivitas yang ada di desa.

Gampangnya, prinsip desa wisata adalah Menjual Desa, Tanpa Kehilangan Desanya. Yang akan dibeli dan dirasakan oleh wisatawan saat berwisata ke desa wisata adalah nuansa dan kehidupan di desa.

Baca Juga: Viral Video Orang Marah-marah kepada Petugas Penyekatan hingga Kurir Online, Sedot Perhatian Ribuan Warganet

“Misalnya, saat menyajikan hidangan makan di homestay, biarkan kuliner lokal muncul dan dicicip wisatawan. Misal belalang goreng, sayur rebung, singkong, adalah jamuan tradisional yang harus dimunculkan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua panitia Engkus Kusnadi menyampaikan ucapan terimakasih ke Pemdes Putridalem.

Pemuda Kaputren mendukung penuh langkah yang dilakukan Kepala Desa. Iapun bakal ikut mewujudkan langkah Pemdes menjadi desa wisata Budaya, dengan tetap memaksimalkan arahan pelaksanan dan penerapan prokes.

Dalam kegiatan tersebut juga diisi oleh berbagai acara baik tradisional maupun moderen. dengan menghadirkan pengisi acara Ketut Aminudin, Imansabumi, Arief Yudi, Eman Kurdiman dan Amien Halimi.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Minggu Dini Hari Paling Intensif selama Sepekan Terakhir

“Terimakasih panitia pelaksana, seluruh pengisi acara dan semua warga yang terhimpun di CI sudah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Kami ingin menjadikan kegiatan tersebut sebagai agenda tahunan setiap H+3 lebaran,” ujarnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler