Di tengah perjalanan, tepatnya di daerah Losari, sekitar pukul 1 malam. Gus Dur meminta sopirnya untuk kembali lagi, menuju ke makam Sunan Gunung Jati yang berada di kompleks Astana Gunung Sembung Cirebon.
“Saya baru saja dipanggil Sunan Gunung Jati” kata Gus Dur menjelaskan alasannya kembali ke Cirebon.
Baca Juga: SUBHANALLAH, Ciri-ciri Nabi Muhammad Datang di Pengajian Habib Luthfi bin Yahya
Anggota rombongan yang lain semuanya terdiam saja, tanpa komentar. Dan perjalanan pun berlanjut sampai di kompleks makam Sunan Gunung Jati.
Herannya, ditengah malam gulita tersebut, para juru kunci yang ada semuanya berkumpul lengkap, menyambut kedatangan Gus Dur tersebut.
Dengan memakai seragam kebesarannya yang biasa dipakai ketika menerima tamu istimewa, seolah-olah sudah ada yang memberi tahu, padahal waktu itu belum ada HP sebagai alat komunikasi yang canggih.
Mereka pun langsung menuju pemakaman. Sebagaimana tradisi Nahdliyin, ketika berziarah, mereka pun memanjatkan dzikir dan tahlil.
Serta mendoakan Sunan Gunung Jati yang telah berjasa menyebarkan Islam di Jawa Barat.
Usai tahlil, Gus Dur tertunduk dan diam saja. Ia lalu keluar dari ruangan tempat dzikir menuju halaman.
Arifin masih penasaran kok para juru kunci sudah pada siap menerima kunjungan Gus Dur, padahal sebelumnya tidak ada rencana berziarah.