“Ketika diberi tahu ada kebakaran wahai umar, begini, begini, beliau tidak pergi kesitu (ke lokasi kebakaran) lalu sorban beliau diberikan kepada (orang) yang menyampaikan tadi. Bilang Kepada api itu, ini sorbannya Umar,” kisah Gus Baha.
“Kalau gak mau berhenti, berarti tidak sopan apinya! lalu dia berkata wahai api ini sorbannya Umar! Akhirnya apinya mati beneran. Jadi Umar itu seperti orang Jadzab (aneh),” ujar Gus Baha.
Menariknya dilanjutkan oleh Gus Baha, Sayyidina Umar Bin Khattab sendiri bukanlah sosok yang memiliki ibadah yang terbilang luar biasa.
Tingkatan keramat yang dimiliki oleh sahabat Umar lantaran kehati-hatiannya dalam menjaga dari makanan yang bersifat syubhat.
“Sayyidina Umar tidak pernah makan Syubhat, kalau ibadahnya biasa saja. Jadi ketika malam kantor itu dimatikan lampunya,” ujar Gus Baha.
“Lalu Sayyidina Umar berkata, apakah ada rakyat di situ? sehingga lampu menyala atau rakyat sedang konsultasi dengan kamu? pokoknya kalau tidak ada urusan dengan rakyat, maka harus dimatikan. Akhirnya lampunya dimatikan,” sambung Gus Baha.
Dari kisah tersebut setidaknya bisa mengambil pelajaran, bahwa menjaga diri dari perkara Syubhat bisa menjadi salah satu amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana dicontohkan sahabat Umar Bin Khattab. *