Pangeran Walangsungsang, Ki Samadullah dan Sri Mangana, Siapa Mereka? Berikut Sejarahnya

- 1 Agustus 2022, 14:15 WIB
Pangeran Walangsungsang, Ki Samadullah dan Sri Mangana, Siapa Mereka? Berikut Sejarahnya
Pangeran Walangsungsang, Ki Samadullah dan Sri Mangana, Siapa Mereka? Berikut Sejarahnya /Youtube wisata religi

PORTAL MAJALENGKA - Pangeran Walangsungsang, Ki Samadullah dan Sri Mangana begitu cukup masyhur dan sering disebutkan di catan-catatan sejarah naskah kuno.

Siapa sebenarnya mereka? 

Babad Cirebon, Carita Purwaka Caruban Nagari menuliskan tentang kisah Pangeran Walangsungsang dalam pelariannya dari kerajaan Pajajaran untuk mencari agama Islam hingga ke Amparan Jati.

Baca Juga: Syekh Datuk Kahfi, Guru dari Para Wali Songo Termasuk Syekh Siti Jenar

Pangeran Walangsungsang adalah nama pemberian dari lahir oleh Ibunya Nyai Subang Larang yang dipersitri oleh Prabu Siliwangi dari Pajajaran.

Benar, Pangeran Walangsungsang adalah anak dari Prabu Siliwangi raja besar dari Pajajaran, nama itu tersemat saat ia masih memeluk agama Hindu sama dengan ayahnya.

Diceritakan dalam Babad Cirebon secara detail bagaimana ia mencari agama Islam seperti orang yang tidak waras dan pada akhirnya bahwa Pangeran Walangsung berguru kepada Syekh Datuk Kahfi seorang ulama dari Bagdad yang bertempat di Gunung Amparan Jati.

Baca Juga: Gara-Gara Ini Syekh Quro Tidak Jadi Diusir dari Karawang Oleh Penguasa Pajajaran

Kedatangan Pangeran Walangsunsang disambut baik oleh Syekh Datuk Kahfi dan ia diperintahkan untuk membabad alas di Kebon Pesisi guna sebagai hunian baru bagi dirinya.

Setelah selesai membada hutan Kebon Pesisir Pangeran Walangsunsang diperintahkan untuk pergi haji menuanaikan rukun ke lima dalam Islam.

Sepulangnya dari Makkah syekh Datuk Kahfi memberinya nama Ki Samadullah sebagai tanda bahwa Pangeran Walangsungsang telah menuntaskan kewajibannya sebagai muslim.

Baca Juga: KISAH LANGKA, Gus Dur Mengerjai Kiai Gontor Sampai Terkaget saat Kuliah di Mesir

Namun hanay saja nama Ki Samadullah nampaknya tidak sepopuler dengan nama Pangeran Walangsungsang dikalangan masyarakat atau bahkan sejarahwan.

Sekembalinya Ki Somadullah dari Makkah ia dinikahkan denga NYI Endang Geulis anak pejabat dari kerajaan ayahnya yakni Ki Danusela yang bertugas sebagai Syah Bandar di pelabuhan Muara Jati.

Bukan hanya sebagai Syah Bandar, Ki Danusela juga diangkat sebagai Kuwu dengan gelar Ki Gede Alang-Alang di padukahan yang telah Ki Samadullah bangun beserta gurunya Syekh Datul Kahfi atas perintah Prabu Siliwangi.

Sayangnya tidak lama kemudian Ki Ged Alang-Alang m ninggal dunia, sebagai anak menantu Ki Samadullah ditunjuk sebagai Kuwu, namun dalam Buku Kerajaan Cirebon ditulis oleh Didin Nurul Rosyidin pemilihan Ki Samadullah sebagai Kuwu dilakukan secara demokrtais dengan cara Uwi-Uwian.

Singkat cerita Ki Samadullah diangkatlah sebagai Kuwu baru di Caruban Larang. Mengetahui Kuwu baru itu adalah anaknya Prabu Siliwangi memerintahkan Ki Samadullah untuk membuat Keraton sebagai tempat tinggal dan urusan kewilayahannya.

Disamping Prabu Siliwangi juga langsung mengutus Jagabaya selaku hulu balang keraton Pajajaran untuk memberikan tanda keprabon kepada Ki Samadullah.

Beserta rombongan Jagabaya menemui Ki Samadullah di Caruban Larang dan memberikanya tanda keprabon berupa kotak dan sebilah keris sebagai tanda dilantiknya Ki Samadullah sebagai raja di Caruban Larang dan diberi Gelar Sri Mangana.

Jika diambil kesimpulan baik nama Pangeran Walangsunsang, Ki Samadullah atau Sri Mangana merupakan orang sama. Hanya saja pengamannya menandai kejadian dalam dirinya.***

Sumber: Buku kerajaan Cirebon & Babad Cirebon

Banyu P. A

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Kerajaan Cirebon Karya Didin Nurul Rosyidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah