KELEWATAN, Santri Nakal Kerjai Mbah Hasyim Asy'ari, Rasakan Akibatnya

- 18 Juli 2022, 09:00 WIB
Hadratussyaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari Pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus Pahlawan Nasional
Hadratussyaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari Pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus Pahlawan Nasional /NU Online/

PORTAL MAJALENGKA - Syaikhona Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim Asy'ari merupakan ulama kharismatik merupakan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.

Mbah Hasyim Asy'ari juga memiliki pesantren dengan santri yang begitu banyak dari seluruh penjuru Nusantara.

Dari sekian banyak santri Mbah Hasyim Asy'ari salah satunya ada yang bernama Sulaiman Syamsun.

Baca Juga: Masjid Kuno Bondan Indramayu Peninggalan Wali Allah Syekh Datuk Kahfi Guru Sunan Gunung Jati

Sulaiman Syamsun adalah ayah dari Munyati Sulam yang merupakan penyiar di TVRI yang biasanya mengiai qira'ah.

Dari Sulam Syamsun ini terlahir sebuah kisah tentang dirinya ketika menjadi santri Mbah Hasyim Asy'ari.

Sulam Syamsun adalah santri yang tergolong bandel. Saking bandelnya ia sampai memiliki banyak sekali hutang pada teman-temannya.

Baca Juga: Waliyullah Mbah Kholil Bangkalan Diejek Karena Kebiasaannya saat Makan, Kenapa?

Pada suatu waktu pasca hari raya, setelah muslim liburan Sulam Syamsun tidak berani masuk ke pondok, lantaran memiliki banyak hutang pada teman-temannya.

Sulam Syamsun kemudian berkirim surat kepada Mbah Hasyim Asy'ari, yang isinya kurang lebih seperti berikut ini,

"Teruntuk Hadratus syekh Hasyim Asy'ari.

Ini saya Ayahanda Sulam. Mengabarkan, bahwa sulam tidak bisa kembali ke pondok, karena sulam telah meninggal dunia.

Baca Juga: GEGER! Pondok Pesantren di Madura Dibakar oleh Cicit Wali Keramat Mbah Kholil Bangkalan, Ada Apa?

Jika ada salahnya mohon dimaafkan, jika ada hutangnya mohon untuk di ikhlaskan" isi surat tersebut kurang lebih seperti itu.

Mendapat surat seperti demikian, Mbah Hasyim Asy'ari menangis (muwun). Karena salah satu santrinya meninggal dunia.

Kemudian Mbah Hasyim Asy'ari mengumpulkan para santri untuk diajak shalat ghaib (salat yang dilakukan tatkala seorang muslim yang meninggal dunia pada tempat yang jauh dan tidak memungkinkan didatangi).

Setelah shalat ghaib, beliau mengumumkan:

Baca Juga: TERBONGKAR! Inilah Rahasia Kewalian Keramat Gus Baha

“Hadirin sekalian, kini Sulam telah meninggal dunia.

Maafkan kesalahannya ya? Dimaafkan, ya?” pinta Kyai Hasyim. Dalam bahasa Jawa.

Semua Santri menjawab: “Nggih...(Iya)" jawab jamaah kompak.

Lalu Mbah Hasyim Asy'ari berkata lagi,

Baca Juga: Dukun Sombong Bungkam oleh Sehelai Rambut, Wali Sakti Habib Luthfi bin Yahya

“kalau ada hutangnya, diikhlaskan ya?”

Karena Mbah Hasyim yang berbicara, semua Santri menjawab kompak:
“nggih...”

“Halal?” ucap Mbah Hasyim Asy'ari.

“Halal,” jawab santri, serempak.

Tak dinyana, tiba-tiba kemudian, dari pintu pondok, Sulam berlari mendekat sambil berteriak:

Baca Juga: Saat Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Mampu Mambuat Malu Wali Allah Lainnya, Begini Kisahnya

“matur nuwuun (terima kasih...!)" ucap Sulam sang santri nakal.

Melihat kelakuan santrinya yang “kurang ajar” seperti itu. Mbah Hasyim Asy'ari bukannya marah, malah justru menangis merangkul Sulam.

“Alhamdulillah, Lam, kamu masih hidup, aku kira meninggal dunia beneran.

Ya sudah, aku sudah terlanjur mengikrarkan: kamu di sini sudah tak punya salah dan tidak punya hutang.

Baca Juga: Gus Dur Bongkar Wali Kutub yang Bersembunyi di Gunung Lawu

Adapun yang masih belum ikhlas dengan hutangmu, karena kamu masih hidup, Lam, Aku sudah berbicara, aku yang menanggungnya sekarang.

Jadi kalau ada yang punya hutang di Sulam, atau yang dihutangi Sulam, tagihlah aku" tutur Mbah Hasyim Asy'ari.

Itulah, sekelumit kisah kearifan sosok KH Hasyim Asy'ari. Juga salah satu potret kekonyolan santri sekaligus keteladanan Kyai dalam balutan kultur pesantren.

Kekonyolannya jelas bahwa sulam mencari akal agar bagaimana hutangnya bisa lunas dengan caranya yang seorang “santri nakal”.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Gus Miek Murka, Mata Melotot dan Tempeleng Keras Wajah Santrinya

Di sisi lain, kita melihat bagaimana sang pendiri NU, yang kini ekspansi kulturalnya diekspor ke berbagai negara itu, tak mudah marah.

Beliau memperlakukan santri yang nakal Di luar batas kewajaran, dengan mengaku telah meninggal sekalipun.

Beliau membalasnya kekonyolan santrinya dengan penuh kasih sayang, cinta, dan harum kebaikan. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Nasihat Kakek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah