Pada zaman dahulu Ponorogo merupakan daerah yang paling angker di Jawa, karena Ponorogo adalah daerah yang sudah dihuni oleh Ki Ageng Kutu yang memiliki kesaktian tingkat tinggi.
Kesaktian Ki Ageng Kutu hingga bisa berubah wujud menjadi berbagai macam rupa binatang buas raksasa.
Ketika Batoro Katong mencoba memasuki wilayah Ponorogo, terjadi perang antara Batoro Katong dengan Ki Ageng Kutu.
Sejatinya Ki Ageng Kutu adalah salah satu penggawa Kerajaan Majapahit. Dia kecewa terhadap raja Majapahit yang terpengaruh oleh permaisurinya yaitu Putri dari Champa.
Ki Ageng Kutu tidak menghendaki penyebaran ajaran agama Islam di wilayah Majapahit, hingga dia pergi meninggalkan kerajaan dan mengucilkan diri di lereng Gunung Wengker.
Baca Juga: TANAH BANTEN GEGER, Sang Tabib Mengaku Titisan Nabi Khidir, Bertemu Wali Syekh Abdul Rozak
Ki Ageng Kutu menjadi terusik ketika Batoro Katong memasuki wilayahnya. Terlebih lagi Batoro Katong bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam di sana.
Ki Ageng Kutu menjadi penguasa yang kuat dan berpengaruh di Tanah Wengker saat itu. Dia memiliki nama lain yaitu Ki Demang Ketut Suryo Alam, yang memimpin para warok di Ponorogo.
Pertarungan sengit tidak dapat dihindarkan, sejatinya Batoro Katong kalah dalam pertarungan itu.
Hingga Batoro Katong mengatur siasat dengan berpura-pura mencintai putri Ki Ageng Kutu yaitu Niken Gandini. Lalu memperalat untuk mengambil senjata sakti yang dimiliki Ki Ageng Kutu sebagai kelemahannya.