PORTAL MAJALENGKA - Kiai Abdul Hamid Pasuruan atau tetap dikenang hingga kini di tengah masyarakat.
Kiai Abdul Hamid Pasuruan dibesarkan di tengah keluarga santri. Ayahnya, Kiai umar, adalah seorang ulama di Lasem, dan ibunya adalah anak Kiai Shiddiq, juga ulama di Lasem. Kiai Shiddiq adalah ayah KH Machfudz Shiddiq, tokoh NU.
Kiai Abdul Hamid Pasuruan diyakini sebagai wali Allah yang memiliki beberapa keramat istimewa.
Baca Juga: Kisah Wali Samud Menyamar Jadi Orang Gila, Wafat setelah Kewaliannya Dibongkar Mbah Hamid Pasuruan
Berikut ini beberapa keramat yang dimiliki oleh Kiai Abdul Hamid Pasuruan:
1. Mampu melipat bumi
Salah satu keramat Kiai Abdul Hamid Pasuruan yang masyhur di kalangan warga Pasuruan adalah kemampuannya berada di berbagai tempat dalam waktu bersamaan dengan wujud serupa.
Keramat Kiai Abdul Hamid Pasuruan ini disebut ilmu melipat bumi. Hal ini terjadi antara lain saat Habib Baqir Mauladdawilah berkunjung ke pesantrennya.
Suatu hari, Habib yang punya kemampuan melihat sesuatu yang gaib ini datang menemui Kiai Abdul Hamid Pasuruan. Waktu itu banyak orang yang datang untuk meminta doa atau keperluannya yang lain kepada Kiai Abdul Hamid Pasuruan.
Baca Juga: Daftar Harga Tiket Film Keluarga Cemara 2 dan Cara Pesan Tiket Online untuk Nonton di Bioskop
Setelah bertemu, Habib Baqir kaget lantaran orang yang terlihat seperti Kiai Abdul Hamid Pasuruan ternyata bukanlah Kiai Abdul Hamid Pasuruan. Sebab orang yang ditemuinya adalah sosok gaib yang menyerupainya.
Kemudian Habib Baqir mencoba mencari di mana sesungguhnya Kiai Abdul Hamid Pasuruan yang asli berada.
Setelah Habib Baqir selidiki dengan menggunakan ilmu gaibnya, ternyata Kiai Abdul Hamid Pasuruan yang asli sedang berada di Mekah.
Baca Juga: UNIK 3 Ilmu Tingkat Tinggi Wali Syaikhona Kholil Bangkalan: Kitab, Pisang dan Cincin
2. Menyaksikan Masjidil Haram
Keramat Kiai Abdul Hamid Pasuruan juga pernah ditunjukkan kepada seorang Habib sepuh yang datang kepadanya.
Habib tersebut bertanya kemana Kiai Abdul Hamid Pasuruan pergi ketika digantikan oleh sesosok gaib yang menyerupainya.
Kiai Abdul Hamid Pasuruan lantas tidak menjawab, tetapi langsung memegang Habib sepuh itu.
Seketika itu kaget lah Habib tersebut melihat suasana di sekitar mereka berubah menjadi bangunan masjid yang sangat megah. Ternyata Habib sepuh tadi dibawa Kiai Abdul Hamid Pasuruan mendatangi Masjidil Haram.
3. Berbicara dengan Nabi Khidir
Kisah keramat Kiai Abdul Hamid Pasuruan berikut ini seperti yang diceritakan KH Muhammad Yunus atau mbah Yunus dari Tulungagung.
Ia mengatkan, suatu ketika Kiai Abdul Hamid Pasuruan pernah berkata bahwa Nabi Khidir akan datang di kediamannya besok pagi hingga waktu Dzuhur.
Pada saat itu kebetulan mbah Yunus sedang berada di kediaman Kiai Abdul Hamid Pasuruan.
Keesokan harinya orang-orang pun datang dan menginginkan jubah Nabi Khidir. Bahkan menurut mbah Yunus ada beberapa Habib dengan berpakaian lengkap dengan surbannya juga hadir disitu ingin bertemu Nabi Khidir.
Ketika orang-orang berkumpul, mbah Yunus dipanggil oleh Kiai Abdul Hamid Pasuruan dan diminta agar mendekat.
Beberapa saat kemudian, datanglah seorang pemuda mengenakan pakaian yang sedang ngetren waktu itu.
Orang-orang yang hadir tidak begitu memperdulikan pemuda yang pakaiannya berbeda dengan mereka.
Ketika bertemu Kiai Abdul Hamid Pasuruan, pemuda itu langsung bersalaman dan mencoba mencium tangannya.
Baca Juga: AWAN HITAM HILANG SEKETIKA, Keramat Wali Mbah Maimun Zubair yang Luar Biasa
Akan tetapi, Kiai Abdul Hamid Pasuruan menolak dan justru beliau sendiri yang ingin mencium tangan pemuda itu. Namun pemuda itu juga menolaknya.
Mbah Yunus yang menyaksikan adegan tersebut kemudian diberitahu oleh Kiai Abdul Hamid Pasuruan bahwa pemuda itu adalah Nabi Khidir.
Lalu sang pemuda berganti pakaian dengan pakaian yang sudah kotor, ia membersihkan selokan di sekitar kediaman Kiai Abdul Hamid Pasuruan sampai waktu Dzuhur. Kemudian pergi seusai sholat Dzuhur.
Baca Juga: Sinopsis Film Keluarga Cemara 2, Angkat Konflik Persoalan Anak Tengah
Salah seseorang yang hadir bertanya kepada Kiai Abdul Hamid Pasuruan:
"Kapan Nabi Khidir akan datang," ucap seseorang bertanya.
Kiai Abdul Hamid Pasuruan menjawab bahwa orang yang membersihkan selokan tadi adalah Nabi Khidir.***