Dakwah Unik ke Diskotik, Kisah Gus Miek Bertemu Wali yang Menyamar Jadi Pengemis

13 Agustus 2022, 06:44 WIB
Gus Miek sering pakai kaca mata hitam. Dakwah Unik ke Diskotik, Kisah Gus Miek Bertemu Wali yang Menyamar Jadi Pengemis /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Gus Miek bertemh Wali yang menyamar jadi pengemis pada sebuah kesempurnaan.

Wali misterius yang berpenampilan seperti pengemis itu bahkan mencemooh Gus Miek dalam pertemuan tersebut.

KH Chamim Djazuli adalah nama lengkap Gus Miek, sosok kyai nyentrik dari Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri.

Baca Juga: Rahasia Kewalian Gus Miek Diungkap Mbah Hasyim Asy'ari, Ayahnya Menunduk dan Menangis Bahagia

Gus Miek punya gaya dakwah yang unik, yakni masuk di berbagai klub malam, diskotik, tempat prostitusi, perjudian, dan lainnya. 

Gaya nyentrik Gus Miek menjadi ciri khasnya, yakni pakai kaca mata hitam, jaket, dan celana jins. 

Berikut kisah Gus Miek bertemu dengan seorang pengemis misterius yang ternyata seorang Wali Allah.

Baca Juga: KISAH WALI SAKTI, Nabi Khidir AS Perintahkan Syekh Magelung Sakti untuk Mencari Sunan Gunung Jati

Dikutip dari buku berjudul Perjalanan dan Ajaran Gus Miek, ditulis M Nurul Ibad.

Suatu hari, saat Gus Miek bersama santrinya Miftah dari Blitar, jalan-jalan naik sepeda, tiba-tiba Gus Miek minta berhenti di tengah jalan. 

Saat berhenti itu, ternyata ada seorang pengemis yang sedang meminta-minta.

Baca Juga: SAKTI! Gus Muwafiq Hanya Pakai Kaos Oblong di Tengah Lingkungan Bersalju

“Miftah, kamu nanti ikut bersalaman dengan orang itu,” kata Gus Miek sambil menunjuk seorang pengemis yang sedang meminta-minta.

Keduanya lalu menunggu. Setelah ada orang yang memberi, pengemis itu berdiri dan beranjak pergi.

Saat itu, Gus Miek mengucapkan salam, pengemis itu pun membalasnya.

“Lho, kok kamu Gus?!” kata pengemis itu.

"Iya, Mbah.”

“Di sana lho, Gus, ada warung murah, tetapi masih ada yang lebih murah lagi.” 

“Iya, Mbah. Hanya itu saja Mbah?”

“Iya, Gus” jawab pengemis itu.

Seketika itu juga, pengemis pergi berlalu. Gus Miek kemudian berkata kepada Miftah.

“Tah, orang itu adalah orang yang terbalik.”

Miftah bingung, kok terbalik, apa yang dimaksudkan Gus Miek. Itu dalam hatinya.

“Terbalik bagaimana, Gus?” Miftah bertanya.

“Maksudnya, kelak di akhiratnya dia tidak seperti itu. Dia kalau tidur seenaknya sendiri, di emperan toko juga sudah biasa.

Kyai Mahrus Ali (Lirboyo-Kediri) mencari orang itu dalam dua tahun tidak ketemu, kalau aku sering sekali bertemu dengan dia.”

“Kok menunjukkan warung murah, Gus?”

“Ya, itu tadi mencemooh aku. Maksudnya, aku dilarang takabur. Tapi, aku kan masih muda, ya tidak bisa kalau tidak takabur. Sedangkan dia sudah tua, ya pasti bisa untuk tidak takabur.”

Menurut Gus Miek jangan sekali-kali su'udzon atau buruk sangka dengan siapa saja.

Apabila ada orang yang meminta sumbangan, anggaplah ia bagian dari orang shalih (minas sholihin).

Bila ada pengemis meminta-minta, anggaplah ia bagian dari orang arif dan bijaksana (min al-‘arifin).

Bila ada seorang kyai yang meminta sumbangan, anggaplah dia bagian dari orang-orang yang berpengetahuan sangat luas (min al-‘alimin) dan mintalah doa restu.

Demikian kisah Gus Miek memberi ilmu hikmah yang luar biasa. Wallahuw Alam Bishiwab.***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler