Kisah Para Wali, Mbah Kholil Kedatangan Tamu Agung, Santri Bersorak saat Pilih Kopi dibanding Susu-Air Putih

4 Juli 2022, 11:45 WIB
Kisah Para Wali, Mbah Kholil Kedatangan Tamu Agung, Santri Bersorak saat Pilih Kopi dibanding Susu dan Air Putih /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Pada suatu pagi setelah sholat Shubuh seperti biasa Mbah Kholil Bangkalan Madura mengajar santri di mushola. Tiba-tiba Mbah Kholil menutup kitabnya dan berkata kepada para santrinya.

"Wahai anak-anak pengajian kali ini singkat saja ya, sekarang kalian langsung membersihkan halaman dan ruang tamu karena sebentar lagi akan ada tamu agung yang datang ke pondok-pesantren ini, beliau adalah cucu dari Guruku Syekh Ali bin Muhammad bin Ali Ar-Rahbani," perintah Mbah Kholil.

Akhirnya para santri pun bergegas membersihkan pondok. Setelah semua lingkungan pondok bersih tak lama kemudian datanglah Syekh Ali bin Muhammad bin Ali Ar-Rahbini.

Baca Juga: Nyali Jagoan Sombong Langsung Ciut, Sekali Hentakan Kaki Mbah Kholil Bikin Rumah Miring, Karomah Para Wali

Yang mengherankan, Mbah Kholil sudah tahu bakal kedatangan tamu dari jauh, padahal sebelumnya Syekh Ali tidak memberitahunya.

Setelah Syekh Ali bin Muhammad datang maka Mbah Kholil segera menyambut dan menciumi Syekh Ali mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Begitu cinta dan hormatnya Mbah Kholil terhadap Syekh Ali sebagai cucu dari guru beliau.

Beliau kemudian menyuruh santri untuk mengambil tiga gelas di atas nampan. Gelas yang pertama diisi air putih, gelas yang kedua diisi susu, dan gelas diisi air kopi.

Baca Juga: Kuda Putih Bersayap Turun dari Langit Nabi Khidir Jumpai Sunan Gunung Jati dan Rosulullah SAW

Kemudian Mbah Kholil berkata kepada para santri-santrinya dalam bahasa daerah yang tidak dipahami oleh Syekh Ali.

Pada intinya Mbah Kholil berkata seperti ini.

"Apabila Syekh Ali minum susu Insya Allah beliau tidak akan lama di Indonesia. Apabila Syekh Ali minum air putih Insya Allah beliau akan tinggal lama di Indonesia dan akan pulang ke Makkah dan apabila Syekh Ali minum kopi Insyaallah beliau terus tinggal di Indonesia," jelas Syekh Kholil. 

Baca Juga: Sunan Gunung Jati Mimpi Bertemu Rosulullah, 3 Tanda Mimpi Bertemu Rasulullah

Mendengar ucapan Syekh Kholil tersebut, para santri pun menunggu saatnya Syekh Ali memilih diantara 3 gelas itu

Setelah dipersilahkan oleh Mbah Kholil. Ternyata Syekh Ali memilih dan meminum kopi, padahal kopi dari Indonesia terlebih kopi orang Madura berbeda dengan kopi yang ada di Arab.

Pada saat itu juga para santri itu pun bersorak gembira. Syekh Ali hanya tersenyum saja karena tidak mengerti apa yang terjadi. Beliau berfikir bahwa sorak gembira itu adalah bagian dari adat menyambut tamu.

Syekh Ali datang ke Indonesia pada tahun 1921 M beberapa tahun sebelum Syekh Kholil wafat waktu itu Syekh Ali masih berusia 18 tahun dan masih lajang, namun sudah hafal Al-quran dan perawakannya tinggi besar dengan putih berbulu lebat.

Dengan ilmu dan perawakannya itu beliau tidak nampak seperti anak muda melainkan sudah berwibawa kendatipun Syekh Kholil sangat menghormati Syekh Ali.

Namun Syekh Ali juga tidak kalah menghormati Mbah Kholil, bahkan Syekh Ali kemudian berguru kepada Mbah Kholil.

Tidak sampai disitu melainkan Syekh Ali menjadi sangat takzim dan fanatik terhadap Mbah Kholil, beliaupun menikahkan salah satu cucu beliau dengan seorang cucu Syekh Kholil di kemudian harinya.

Setelah pernikahan itu, ketika itu lahir anak pertama pasangan dari cucu Mbah Kholil dan Syekh Ali. Syekh Ali pun memberi bayi itu nama Kholil.

Semula mantu beliau yakni cucu Mbah Kholil itu keberatan karena di keluarga beliau sudah banyak yang bernama Kholil.

Menanggapi keberatan itu kemudian Syekh Ali bernada keras dan berkata.

"Biarpun sudah ada 1000 Kholil, anakmu tetap harus diberi nama Kholil. 1000 Kholil 1000 berkah,"

Akhirnya anak itupun kemudian diberi nama Kholil.

Beliau juga dikenal sebagai seorang wali banyak cerita kezuhudan dan karomahnya. Waallahu'alam bishawab.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Paw Channel

Tags

Terkini

Terpopuler