PETIR MENGGELEGAR Iringi Sabda Prabu Siliwangi Saat Dewi Rara Santang Lahir: Dia Ibu Raja-raja Besar Nusantara

27 Mei 2022, 22:23 WIB
PETIR MENGGELEGAR Iringi Sabda Prabu Siliwangi Saat Dewi Rara Santang Lahir: Dia Ibunda dari Raja-raja Besar Nusantara! /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Saat kelahiran putri kedua dari pernikahan dengan Nyai Subang Larang, Prabu Siliwangi mengucapkan sabda.

Dikisahkan, petir menggelegar saat Prabu Siliwangi mengucapkan sabda atas kelahiran anak perempuan tersebut.

Sabda Prabu Siliwangi tersebut memberi isyarat akan ada peristiwa besar atas kelahiran Dewi Rara Santang.

Baca Juga: Perbedaan Sejarah Tentang Kepergian Ibu Sunan Gunung Jati Nyimas Rara Santang dari Kerajaan Pakuan Pajajaran

Dewi Rara Santang merupakan ibunda Syarif Hidayatullah yang dijuluki dengan Sunan Gunung Jati.

Dalam dakwah yang dijalankan, Sunan Gunung Jati menjadi anggota dari Walisongo yang tersebar di Pulau Jawa.

Selain sebagai wali, Sunan Gunung Jati juga menjadi Sultan di Keraton Pakungwati sebagai penerus Uwanya Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga: KEBERHASILAN Rara Santang Mendidik Sunan Gunung Jati Menjadi Raja di Kesultanan Cirebon

Sementara itu, seperti kabar yang beredar, pada masa kelahiran Dewi Rara Santang, sabda Prabu Siliwangi disertai petir menggelegar, gemuruh, guntur dan badai.

“Kelak putri keduaku ini, akan menjadi Ibunda dari berbagai Raja-raja besar di Nusantara. Dengan itu aku beri nama dia Rara Santang” Sabda Prabu Siliwangi.

Setelah Sang Ibunda Nyai Subang Larang wafat, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana bersama kakaknya Pangeran Walangsungsang.

Baca Juga: INILAH Nasihat Rara Santang untuk Anaknya Sunan Gunung Jati: Berbuat Baik kepada Sesama

Selama dalam pengembaraan Pangeran Walangsungsang menutupi identitasnya dengan mengganti nama Cakrabuana.

Pangeran Cakrabuana mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya untuk belajar agama Islam.

Bersama Pangeran Cakrabuana, Dewi Rara Santang menjalankan ibadah haji pada sekitar tahun 1443 Hijriah.

Sepulang dari haji, Dewi Rara Santang dinikahi oleh penguasa Mesir dan Palestina bernama Sultan Bani Israil atau Sultan Mahmud atau Sultan Hud.

Setelah menikah beliau berganti nam menjadi Syarifah Muda’im. Sedang Raden Walang Sungsang diganti namanya kembali menjadi Haji Abdullah Iman.

Kisah perkawinan Dewi Rara Santang, tertulis dalam naskah Mertasinga Pupuh I-05 sampai dengan II.04.

Kisah pernikahan keduanya berawal dari meninggalnya istri Sultan Hud yang kemudian mengirim utusan keseluruh pelosok negeri.

Utusan tersebut untuk mencari seorang puteri yang setara sebagai penggantinya.

Utusan itu melakukan pencarian hingga akhirnya berjumpa dengan kakak adik dari Negara Pajajaran yang melaksanakan haji.

Konon, kecantikan Dewi Rara Santang mirip bahkan melebihi mendiang Istri Sultan Hud. Sang utusan pun membawa keduanya kepada Sultan Hud.

Singkat cerita, Rara Santang pun kemudian bersedia dinikahi oleh Sultan Hud dengan syarat-syarat khusus.

Sultan Hud kemudian menyanggupi syarat-syarat yang di ajukan Dewi Rara Santang.

Disaksikan oleh Pangeran Cakrabuana akhirnya keduanya menikah.

Singkat cerita, pernikahan Dewi Rara Santang dengan Sultan Hud dikarunia dua anak laki-laki.

Anak pertama diberi nama Syarif Hidayatullah yang kelak menjadi Sunan Gunung Jati sebagai Sultan di Cirebon.

Sedangkan anak keduanya diberi nama Syarif Nurullah yang meneruskan ayahnya, Sultan Hud.

Menurut Naskah Mertasinga, dimasa tuanya, setelah suaminya Sultan Hud wafat, Dewi Rara Santang dijemput anaknya Syarif Hidayatullah

Lalu diajak pulang ke Cirebon. Dewi Rara Santang wafat dan dimakamkan di Cirebon.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: DeskJabar

Tags

Terkini

Terpopuler