INILAH Kecerdasan Politik Sunan Gunung Jati, Kalahkan Portugis, Kerajaan Galuh dan Dirikan Kesultanan Banten

24 Mei 2022, 11:21 WIB
INILAH Kecerdasan Berpolitik Sunan Gunung Jati, Mampu Kalahkan Portugis, Kerajaan Galuh dan Dirikan Kesultanan Banten /YouTube Wali Songo

PORTAL MAJALENGKA- Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati, pengembangan negeri Cirebon disamping membangun sarana dan prasarana kerajaan, juga banyak diambil kebijakan-kebijakan yang bersifat politis.

Itu sebagai sebuah proses alami lazimnya sebuah negara ketika akan meneguhkan kedaulatannya. 

Serangkaian peperangan menghadapi serangan-serangan dari para adipati bawahan kerajaan Sunda Galuh Pakuan Pajajaran terjadi pula pada masa itu.

Baca Juga: Misteri Siluman Wanita Penculik Bayi di Goa Palimanan, Cerita Rakyat Cirebon Pada Masa Sunan Gunung Jati

Pertempuran pertama adalah pertempuran gabungan antara Cirebon dengan Demak yang dipimpin Fatahillah untuk merebut Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Portugis pada 1526.

Dalam pertempuran ini, tentara Cirebon dan Demak memperoleh kemenangan.

Peperangan selanjutnya adalah dengan kerajaan Rajagaluh dan kerajaan Talaga.

Baca Juga: Maudy Ayunda dan Jesse Choi Resmi Go Public, Wajah Suami Disebut Mirip Ridwan Kamil

Motif terjadinya peperangan lebih karena khawatir akan adanya ancaman dari Prabu Cakraningrat (negeri Rajagaluh) yang akan menyerbu Carbon dibawah pimpinan Arya Kiban.

Sementara peperangan dengan Talaga lebih dikarenakan kekhawatiran Arya Salingsingan (Talaga) bahwa Sunan Gunung Jati akan menyerang Talaga sebagaimana yang dialami oleh kerajaan Rajagaluh.

Setelah berhasil membangun kedaulatan kasultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati melebarkan sayap kekuasaannya dengan mendirikan kesultanan Banten.

Baca Juga: Misteri Goa Langkop Tempat Pertapaan Prabu Siliwangi, Sering Muncul Sosok Macan

Putranya yang bernama Pangeran Sebakingkin atau Maulana Hasanuddin dinobatkan menjadi Sultan Banten yang pertama.

Pada periode setelah berdirinya kesultanan Banten, dengan bantuan Carbon berhasil menguasai Pakuan Pajajaran, ibukota kerajaan Sunda, pada 13 Desember 1579.

Hal ini dibenarkan juga oleh pendapat lain, yaitu jatuhnya kerajaan Sunda itu diperkirakan pada tahun 1579 M.

Sejak itulah kerajaan Sunda habis riwayatnya. Setelah peristiwa ini, di daerah Jawa bagian barat muncullah beberapa pusat kekuasaan yang lebih kecil dari kerajaan Sunda, yaitu Banten, Cirebon, Sumedanglarang dan Galuh.

Dengan semakin kecilnya kekuasaan kerajaan Sunda, dakwah Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati, makin menemukan titik terang dalam proses penyebarannya.

Sungguh pun terdapat informasi sejarah yang menunjukkan bahwa islam telah menembus tatar Sunda sejak abad ke-7 M, tetapi proses Islamisasi secara massal tampak baru pada abad ke-16 M. Dengan hadirnya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1448-1568).

Bahkan dalam sumber lain yaitu Carita Parahiyangan akhirnya kerajaan Sunda runtuh juga dalam masa pemerintahan Nusiya Mulya.

Banyak daerah yang semula dikuasai kerajaan Sunda kemudian satu persatu di rebut oleh tentara Islam, akhirnya wilayah Sunda menjadi daerah kekuasaan Demak dan Cirebon. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler