PORTAL MAJALENGKA - Kisah Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang begitu mashur di Jawa, baik tradisi lisan atau tradisi tulisan.
Keberadaannya menjadi kontroversi saat ia menyebarkan agama Islam dengan versinya sendiri, berbeda dengan versi Wali Songo.
Sebab itulah dewan Wali menganggap sesat kepada Syekh Lemah Abang. Puncaknya ia dipanggil oleh dewan Wali untuk disidang.
Sunan Giri melalui Sunan Muria memanggil Syekh Siti Jenar. Dalam palinggihannya Syekh Siti Jenar menjawab.
"Syekh Lemah Abang tidak ada, yang ada adalah Muhammad Rasulillah, " jawab Syekh Siti Jenar kepada Sunan Muria.
Lalu Sunan Muria menyampaikan hal tersebut kepada Sunan Giri di Masjid Agung Demak. Mendengar hal itu Sunan Giri kembali memerintah Sunan Muria.
"Panggillah Syekh Siti Jenar dengan nama Muhammad Rasulillah," Ujar Sunan Giri kepada Sunan Muria.
Sunan Muria pun kembali mendatangi Syekh Lemah Abang di palinggihannya dengan panggilan yang disarankan Sunan Muria.
Akan tetap Syekh Lemah Abang kembali menjawab dengan ungkapan yang tidak sesuai harapan Sunan Muria.
"Muhammad Rasulullah tidak ada, yang ada adalah Guti Allah, " jawab Syekh Siti Jenar kepada Sunan Muria.
Sunan Muria pun memanggil Syekh Siti jenar dengan sesuai kehendaknya, setelahnya Syekh Siti Jenar akhirnya mau menghadiri sidang Wali.
Dalam Babad Cirebon yang dikutip Dadan Wildan bahwa Syekh Siti Jenar akhirnya dihukum mati dengan cara dipancung.
Namun dalam sumber lain lebih halus mengungkapkan hukuman untuk Syekh Siti Jenar bahwa hukuman yang dijatuhkan berupa dimatikan ajaranya dan dikeluarkan dari keanggotaan kewaliannya. ***