Network
Meraka datang dengan peralatan seperti linggis, palu, pahat, godam, dan lain sebagainya untuk dapat menghancurkan batu.
Batu-batu di gunung ini akan mereka hancurkan sehingga mendapatkan batu sebesar lemari untuk dapat dijual.
Baca Juga: WAJIB DATANG KE SINI, Bila Kita Ingin Belajar Beladiri, 3 Daerah Gudangnya Para Jawara di Majalengka
Batu-batu besar itu kemudian diangkut menggunakan kendaraan truck dan diantarkan ke pengrajin batu guna membuat pahatan untuk patung, ornamen dinding, bahkan nisan.
Jika batu yang dihancurkan itu hanya sebesar batu bata, maka akan dianggap limbah dan tidak laku untuk dijual kecuali untuk bahan bangunan.
Selain banyaknya hiruk-pikuk penambang batu, di tempat ini juga dijadikan sebagai wisata karena keindahan alamnya.
Baca Juga: KECAP KHAS MAJALENGKA yang Sehat dan Gurih Bisa Awet hingga 2 Tahun, Ini Rahasianya
Gunung ini disebut sebagai gunung telanjang atau dalam bahasa Sunda yakni 'Gunung Buligir' yang berada di kabupaten Majalengka.
Disebut Buligir karena gunung tersebut berupa hamparan batu tanpa ada pohon karena memang tidak bisa tumbuh di sekitaran gunung itu.
Di gunung Buligir, wisatawan dapat mencoba keunikan batu dengan menghentakkan kaki yang menghasilkan suara seperti alat musik tabuh.
