Network
PORTAL MAJALENGKA – Tidak melakukan apa-apa selama sehari penuh atau bengong saja seharian biasa dilakukan oleh orang yang sedang galau atau sedang memikirkan satu hal rumit.
Sejatinya, orang yang berdiam diri tanpa aktivitas tidak dilarang secara keras, karena ada saatnya orang ingin menyendiri dan melamun atau bengong.
Meskipun secara psikologis, orang yang suka bengong seharian penuh juga bisa menghawatirkan karena bisa membuat orang tersebut menjadi penyendiri kurang bersosial.
Baca Juga: LOMBA MELAMUN, Pertama di Indonesia dan Terinspirasi dari Perlombaan di Korea Selatan
Nabi Muhammad SAW sebagai teladan ternyata memberikan peringatan khusus bagi orang yang suka bengong seharian penuh tanpa melakukan apa pun. Dan Nabi Muhammad SAW melarangnya. Hal itu disampaikan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ali RA.
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ حَفِظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لاَ يُتْمَ بَعْدَ احْتِلاَمٍ وَلاَ صُمَاتَ يَوْمٍ إِلَى اللَّيْلِ
Artinya: Tidak lagi dikatakan sebagai anak yatim setelah dia sudah mimpi basah (baligh) dan janganlah berdiam diri sampai waktu malam.
Hadits di atas menjelaskan batasan usia anak yatim dan pelarangan untuk bengong seharian penuh. Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar menjelaskan hadis ini bahwa sebab dilarangnya bengong seharian penuh adalah sebab menyerupai kelompok jahiliyah.
Kelompok jahiliyah ketika beribadah, mereka hanya berdiam diri seharian penuh tanpa melakukan apa pun dan tanpa mengucapkan apa pun. Hal demikian dilarang dalam Islam, sebab Islam merintah umatnya untuk berdzikir bukan hanya diam tanpa melakukan apa pun.
