Syekh Muhammad Al-Amin Asy-Syingkiti rahimalllahu menafsirkan ayat tersebut dengan, “ini adalah penawar (kesembuhan) yang mencakup penawar hati dari penyakit - penyakitnya, seperti ragu-ragu, kemunafikan dan lainnya.
Dan juga mencakup penawar bagi penyakit jasmani jika diruqyah pada badan. Sebagaimana ditunjukkan pada kisah seorang lelaki yang tersengat kalajengking kemudian diruqyah dengan Al-fatiha. Kisah ini adalah shahih dan masyhur. (adw'ul bayan).
Ibnu Qayyim AlJauziah rahimahullah berkat, “Alquran adalah penyembuh sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.
Tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit berobat teratur dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan penerimaan yang sempurna.
Keyakinan yang kokoh dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya.
Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi.
Jika diturunkan pada gunung maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi ia akan membelanya.
Maka tidak ada satupun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Quran ada cara yang membimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) - nya. "(Zadul Ma'ad 4/287).
Selain seseorang yang sakit dapat langsung membacanya sendiri, bisa juga menyimak mengikuti murrotal Quran lewat rekaman. Atau mendengar langsung dari seseorang yang membacakan.