PORTAL MAJALENGKA - Al-Farisi merupakan kader terbaik dari Kutb Al-Din Shirazi (tahun 634/1236 - 710/1311) sekaligus juga pewaris handal dari sang guru Nasiruddin Al-Thusi (tahun 597/1201 - 672/1274).
Ia tercatat sebagai alumnus utama "School of Maraghi" (sebuah lembaga iptek yang didirkan oleh Al-Thusi) sekaligus sebagai asisten dan pengganti sang guru (Al-Thusi) di Tabriz.
Sejumlah pakar seperti Suter, Brocklemann dan banyak lagi dari mereka yang menelaah dan melacak jejak-jejak karya Al-Farisi. Termasuk seperti karya legendarisnya _"Tankih"_ yang telah diterbitkan di Haydarabat Deccan dalam dua volume pada tahun 1347-1348/1928-1929.
Baca Juga: Prof Dr Abdussalam, Sang Peraih Nobel Tahun 1979
_"Tankih"_ merupakan salah satu karya Al-Farisi yanh paling impresif membahas secara terperinci dan tuntas persoalan optiknya Ibnu Al-Haystam. Dalam karyanya tersebut Al-Farisi mengulangi dan mengembangkan ketelitian eksperimen Al-Haystam pada kamera obskura dan mengemukakan penjelasan yang bersemangat perihal timbulnya pelangi.
Diilhami oleh analogi dari Ibnu Sina antara tetes air hujan dan sebuah permukaan gelas, Al-Farisi meneliti jalan sinar lampu di dalam permukaan gelas, dengan harapan bisa menentukan pembiasan sinar matahari melalui titik hujan. Ia juga mampu memberikan penjelasan yang valid mengenai tata warna pelangi primer dan sekunder.
Sesuatu yang paling mengesankan dari karyanya adalah pendekatan melalui eksperimen ilmiah dengan penjabaran yang menggunakan teori matematika.
Baca Juga: Sosok Al Farghani, Pionir Ilmuwan Muslim Bidang Ilmu Astronomi Modern