Baca Juga: Jalur ke Lokasi Kebun Raya Kuningan yang Mirip Suasana Eropa, Tiketnya Hanya Rp4000
Semula Tarling merupakan seni musik. Setelah Sunarto Martaatmadja dan Abdul Adjib memasukkan unsur drama dan lawak, maka Tarling menjelma teater.
Di dalamnya terdapat musik, lagu, drama, dan lawakan (di Cirebon disebut bodoran). Karena itu Tarling juga kerap disebut drama Tarling, untuk membedakannya dengan Tarling klasik.
Upaya pembaruan yang dilakukan Adjib, dengan memasukkan unsur drama, juga menginspirasi kelompok-kelompok Seni Tarling lainnya untuk melakukan hal serupa.
Namun dari semua seniman Tarling yang bertebaran di Cirebon hingga Indramayu, Abdul Adjib merupakan yang paling menonjol.
Baca Juga: Ada Surga Tersembunyi di Curug Parakan Kabupaten Kuningan, Air Terjun di Tengah Sungai
Selain produktif, drama-drama Tarling ciptaan Abdul Adjib paling banyak dikenal dan dikenang masyarakat.
Hingga kini masyarakat masih mengingat dengan baik drama Baridin, Saeda-Saeni, Martabakrun, maupun Ki Mardiah.
Kepeloporan lainnya, Abdul Adjib dengan Grup Tarling pimpinannya, Putra Sangkala, memasuki era industri rekaman.
Sejak itu pemangku-pemangku hajat yang berkantong cekak dapat menyajikan drama terkenal Baridin hanya berbekal speaker dan cassette transistor. Drama Tarling yang direkam, pun menandai era baru dokumentasi Seni Tarling.