PORTAL MAJALENGKA - Dikisahkan dari Babad Cirebon, Pupuh1: Dandhanggula, 13 bait Walangsungsang putra mahkota kerajaan Pajajaran pergi meninggalkan istana karna terobsesi mimpinya untuk berguru kepada Syekh Nurjati untuk belajar agama islam.
Mengetahui kepergian kakanya sang adik Rarasantang bersedih hati , terus menangisi kepergian kakanya.
Hingga derita hatinya tak tertahankan lagi, akhirnya iapun pergi meninggalkan istana untuk mencari Walangsungsang.
Baca Juga: Doa dan Amalan di Malam Nisfu Sya’ban
Raja Siliwangi memerintahkan Patih Arga untu mencari sang putri, jika tidak ditemukan Patih Arga tidak boleh kembali ke kerajaan.
Usaha sang patih sia-sia, Rarasantang tidak ditemukan dan Patih Arga tidak berani kembali ke kerajaan.
Rarasantang sendiri dalam perjalanan mencari Walangsungsang sudah sampai di Gunung Tangkubanperahu dan disana ia bertemu dengan Nyai Ajar Sekati.
Baca Juga: Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban, Semua Dosa Manusia Diampuni Allah. Simak Penjelasan Berikut
Dari Nyai Ajar Sekatilah Rarasantang diberikan pakaian sakti karna iba melihat putri berjalan sendiri mencari kakanya. Pakain Sakti itu membuat Rarasantang dapat berjalan dengan cepat.