Munjul dan Penyerangan Pasukan Mataram ke Batavia

- 1 September 2020, 13:00 WIB
Taman Dirgantara, di Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka.
Taman Dirgantara, di Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka. /TATI PURNAWANTI/”KC” /

PORTAL MAJALENGKA - Kurang lebih tahun 1628 di wilayah ini hidup seorang tokoh bernama Bapak Sareni.

Beliau adalah seorang tokoh yang berperangai lembut dan berilmu tinggi (sakti mandraguna). 

Ilmu padi adalah peganganya; yakni makin berisi makin merunduk, jauh dari sifat dan sikap sombonga. Sifat ini menyebabkan beliau sangat di hormati dan disegani oleh siapapun.

Baca Juga: Jalan Raya Berlubang dan Rusak, Pemda Tegaskan Pihak Industri Ikut Bertanggungjawab.

Pada suatu hari beliau kedatangan tamu, yaitu pasukan prajurit kerajaan Mataram yang terpisah dari induk pasukannya setelah manyerang Batavia (1628-1629).

Sisa pasukan itu tampak lunglai karen lapar dan dahaga.

Melihat keadaan demikian, Bapak Sareni permisi kepada tamunya untuk pergi ke dapur, menanak nasi seperiuk dan memasak air satu ruas/lodong.

Baca Juga: Uang yang Dikasih Djoko Tjandra ke Jaksa Pinangki Melalui Orang Ketiga

Setelah nasi dan air itu masak, segera di suguhkan kepada beberapa puluh orang prajurit Mataram yang sedang kelaparan.

Alangkah takjub para prajurit Mataram itu, karena nasi seperiuk dan air satu lodong saja bisa mecukupi pasukan tersebut, padahal mereka lahap sekali.

Selesai makan, pimpinan pasukan berkata dalam bahasa jawa : “Niki wong punjul bener, sega seperiuk lan banyu semono nyukupi balad kula.” Artinya kira-kira demikian : “Orang ini ‘punjul’ (sakti) sekali, nasi seperiuk dan air selodong saja dapat mencukupi pasukan saya.

Baca Juga: Budidaya Keladi, Menjadi Tren Baru di Kalangan Pecinta Tanaman Hias

Kata Punjul yang di ucapkan oleh pimpinan pasukan Mataram itu ternyata membawa berkah tersendiri.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x